CERPEN 5


BOBOT PRIA
Bobot seorang pria adalah bagaimana ia bisa membuat orang yang dicintainya sebagai pendamping yang berbahagia. Tertulis demikian pada buku yang pernah aku baca. Walaupun aku tak tahu artinya dengan baik tapi kata-kata ini cukup mengusikku juga.
Aku memiliki dua orang ibu dan merasa menjadi orang paling berbahagia di dunia, namun para tetangga dan teman-teman sekolah bilang aku ini aneh. Aku bisa mengerti perasaan mereka walaupun sebenarnya aku hanya merasa bahagia dengan keanehanku ini karena memiliki dua orang ibu yang hebat. Suatu hari, waktu aku menanyakan arti paragraf buku itu kepada ibu-ibuku dan mereka menjawab dengan senyum manis.
" Walaupun kami tak begitu mengerti, tapi kami merasa bahwa kami adalah mempelai wanita yang bahagia, dari dulu hingga sekarang. "
Apakah itu berarti ayahku adalah pria berbobot yang telah membuat kedua ibuku menjadi mempelai wanita yang berbahagia?
#    #    #
Di siang berikutnya aku menanyakan hal yang sama kepada Dokter Akechi dan Ryusuke. Ryusuke menuntut: " Bobot seorang pria terlatak pada berapa banyak makanan enak yang telah mereka makan sampai mati. "
Sedangkan Dokter Akechi berkata sambil tertawa lembut:
" Ada orang yang mengatakan bahwa pernikahan adalah awal kehidupan, ada juga yang bilang pernikahan adalah kuburan. Tapi pernikahan yang bisa membuat seseorang bahagia mungkin bisa disebut sebagai pernikahan yang berbobot, walaupun hanya salah satu dari mereka yang berbahagia. "
" Aku sendiri berpendapat bahwa bobot seorang pria terletak pada berapa banyak nafkah yang diperolehnya sampai mati. " Tambahnya.
Tapi aku tetap saja belum mengerti!
#    #    #
Setiap hari Jumat aku bertemu dengan Utako, dan Jumat kemarin aku bertanya hal yang sama dengannya yang membuat pandanganku tentang bobot pria ini sedikit berubah. Saat itu Utako berkata sambil memiringkan kepala setelah aku menceritakan pendapat Dokter Akechi waktu itu.
" Seorang wanita yang menjadi mempelai itu mungkin bahagia, tapi bagaimana dengan yang pria? Dan bagaimana jika sebaliknya? " Lagi-lagi dia memiringkan kepala. " Sudah susah payah bisa berdua, hanya salah satu saja yang bisa bahagia, itu tidak adil. Mempelai pria dan mempelai wanita yang saling mencintai, bukankah itu merupakan kebahagiaan yang sebenarnya? Sedikitnya untuk mencapai itu, aku siap menghadapinya. " Kata Utako sambil tersenyum.
Sementara ini kesimpulanku adalah bahwa kebahagiaan itu berbeda-beda sesuai dengan kemampuan seseorang itu bisa mendapatkannya. Tanpa berusaha sedikitpun banyak orang berpendapat 'cukup berdua saja sudah bisa berbahagia' dan bila tersadar pasti akan menyesal. Aku tidak suka menyesali hari-hari yang telah disia-siakan, karena tidak ada istilah 'dunia ini milik berdua'. Pada kenyataannya aku memang sudah berada diantara dua kebahagiaan ibu-ibuku dan sampai kapanpun aku siap berada di antara 'dua manusia' dan 'kebahagiaan'.
" Kebahagiaan tak akan datang sendiri, karena itu harus dikejar. " Ketika aku berpaling, aku melihat Utako sedang tertawa.
Aku tidak paham dengan baik bobot seorang pria, tapi sambil memandang Utako yang tertawa, aku berpikir kalau dia bisa menjadi mempelai wanita yang berbahagia. Kalau begitu aku pun akan berusaha, semoga dia bisa berbahagia sampai kapan pun.
#    #    #
Suatu saat ketika kami bertemu, saat-saat terakhir sebelum aku pulang, Utako berkata:
" Saat ingin sekali bertemu, aku selalu berpikir kapan kita bisa bertemu? "
Lalu tiba-tiba raut wajah Utako yang bingung berganti dengan senyumnya yang manis.
" Ingin selalu bersama, tapi rasanya tak terucapkan. Jika ada di sampingmu, begitu bahagia. Benar-benar seperti orang bodoh. Untuk kamu, masih banyak hal yang belum aku ketahui. Selama kamu tak ada, aku akan lebih banyak belajar. Dibanding hari ini, aku ingin menjadi wanita yang lebih baik. "
Tiba-tiba raut wajahnya berubah. Matanya melirik ke atas seakan memikirkan sesuatu.
" Tapi… kadang ingin bertemu orang yang kucintai yang ternyata adalah orang yang sangat sibuk, sehingga merasa sangat khawatir apakah bisa bertemu atau tidak. "
Aku tersenyum. " Sampai besok… "
#    #    #
Suatu saat Mako, kakak perempuan Utako, berkata kepada adiknya:
" Serasi, kan? Tak begitu kenal pihak lawan, tapi bisa percaya begitu saja. Sampai-sampai membual tentang 'cinta abadi'. "
" Rasa bedebar-debar ini, entah kenapa selalu ada. " Tanggap Utako.
" Begitulah kalau tak terpenuhi hasratnya. " Jawab Mako sambil tersenyum. " Terkadang ada rasa lebih marah dan kecewa lagi, dan ini bisa menjadi semakin stress loh! Selanjutnya percintaan Utako pun akan jadi semakin serasi, deh… Kemudian tentang asmara, ada satu hal saja yang tak boleh dilakukan oleh seorang wanita… "
" Apa itu? " Potong Utako.
" Di depan laki-laki tidak boleh bersikap memalukan. Walaupun ada hal yang tidak memuaskan, dan terasa tidak adil, kita sebagai wanita tak boleh terlalu mudah tersinggung. Wanita tetaplah seorang wanita, betapa pun hebatnya. Meskipun dapat bersikap sombong, tapi ada hak dan kewajibannya. Sebaliknya, dibandingkan lelaki, wanita bisa lebih cenderung mudah menangis, saat itu tunjukkanlah rasa malu itu. "
#    #    #
Hati selalu berdebar bila sedang berdua dengan orang yang dicintai. Setiap hari Jumat, Utako selalu berada di beranda dengan senyum manisnya. Entah kenapa, dengan kepala menyandar, Utako selalu tersenyum. Tak ada alasan apa pun yang dapat menghalanginya, karena cinta. Entah kenapa, Milk Tea yang dibuatkan Utako, selalu aku minum. Aku selalu berpikir ingin bebas karena cinta. Aku menyukai hal-hal yang berkaitan dengan orang yang kucintai, tapi dua insan yang saling mencintai dan tampak serasi sebenarnya merupakan dua makhluk yang berbeda. Dan perasaan cinta tak mungkin selalu sama.
Jika aku pikir, meskipun saling mencintai kau dan aku tetaplah orang yang berbeda. Dan aku mulai menyadari bahwa orang yang berbeda pasti memiliki hati yang berbeda. Seperti pertama kali bertemu, hatiku selalu berdebar ketika berhadapan dengan orang yang kucintai. Aku ingat ketika pertama kali jatuh cinta, hati selalu berdebar-debar. Saat ini aku harus bersikap sopan. Aku jadi tahu hal yang boleh dilakukan dan hal yang tidak boleh dilakukan. Sambil mendengarkan Utako, aku sudah tahu semua apa yang sedang dipikirkannya. Sampai saat ini jika melihat senyum Utako, aku selalu berdebar-debar. Tak terdengarkah oleh Utako suara hati ini melambung, karena khawatir?
#    #    #
Ketika ibu-ibuku menginginkan kembali suatu barang yang dulu diberikan oleh suami mereka dengan alasan yang aneh dan membingungkanku, Utako pun berpendapat yang sama.
" Soalnya itu merupakan barang yang diberikan oleh orang yang sangat dicintai, kan? Bagi wanita, yang berharga bukan sekedar harganya, tapi dari siapa dan dengan perasaan yang bagaimana barang tersebut diterima. Pasti barang itu diberikan dengan pesan sebagai lambang cinta. Karena pemberian dari suami tercinta, pasti mendapat tempat yang istimewa. "
Aku jadi semakin bingung tentang jalan pikiran wanita yang rumit.
" Itu hal yang wajar, kan? Aku pun akan menyimpan dengan hati-hati agar jangan hilang barang pemberian darimu. Jika ada seseorang yang mencurinya, sampai ke ujung dunia pun akan aku kejar dan tangkap! "
Utako tiba-tiba berkata dengan menggebu-gebu, membuatku malu.
#    #    #
Ketika aku dan ibu-ibuku merayakan hari ulang tahunku tepat saat natal tiba, aku berbincang dengan sinterklas yang ternyata enak diajak ngobrol. Tapi tiba-tiba belian menanyakan soal Utako kepadaku, dan bertanya apakah aku ingin menjadikan Utako sebagai tunanganku.
" Tapi mustahil, deh! Dibandingkan aku, Utako benar-benar jauh lebih hebat. "
" Hal itu pernah diungkapkan di depan Utako? " Lagi-lagi beliau bertanya sesuatu yang membuatku kaget.
" 'Cinta abadi pasti tak ada', begitu katanya. Lagi pula perasaan kan suka berubah. Katanya 'jika selalu menemukan hal yang sama akan membosankan'. Pokoknya perasaannya berubah-ubah, deh! " Jawabku.
" Meskipun hari ini suka, boleh jadi besok berubah jadi benci. " Tanggap beliau dengan senyum. " Begitu juga baik, kok. Sekarang suka sama dia, bukankah itu sudah cukup? Tentang hal yang terjadi besok dalam kehidupan jangan suka diremehkan. Perasaan pun sama. Kalau pada awalnya tak diketahui terlebih dulu pasti menyenangkan. Tapi jika Akira dan Utako sudah mempunyai perasaan yang sama, jika sudah dewasa nanti, berbahagialah sampai menjadi kakek dan nenek. Pergilah ke dunia impian. Dalam waktu yang panjang itulah kalian saling menyemai benih cinta. Kalau begitu, mungkin akan tercapai suatu keadilan. "
#    #    #
Aku pernah berkata kepada Utako:
" Saat upacara perkawinan nanti jangan lupa aku diundang. "
Dan Utako langsung marah besar. Aku bingung dan bertanya kepada Dokter Akechi dan dia pun kaget.
" Ada saat dimana kita harus mengungkapkan perasaan sendiri kepada orang lain dengan terus terang. Akira sangat menyukai gadis itu, kan? Mangkanya Akira harus menyampaikannya secara terus terang kepada gadis itu. "
" Tapi kalau ditolak? "
" Mengetahui bagaimana perasaan dia, itu tentu merupakan hal yang penting. Pokoknya, apa yang ada di dalam hati tidak diungkapkan juga tidak apa-apa. Tapi ada saatnya apa yang kita rasakan harus kita ungkapkan. Bagaimanapun unggulnya seseorang, orang lain tidak akan tahu. Sehingga kalau kita ingin tahu tentang orang lain, kita harus memberitahu tentang kita. Adakan istilah begitu. Kalau yang kita pikirkan hanya di simpan dalam hati, apa yang kita pikirkan tak akan tersampaikan. Kalau kita berpikir tentang perasaan orang lain, sulit untuk dapat menebak dengan tepat perasaan itu kalau orang lain itu tidak menyampaikannya kepada kita. "
#    #    #
Mako pernah berkata lagi kepada Utako:
" Kata-kata bodoh seperti 'tidak ingin berdua' itu jangan diucapkan lagi, deh. Cinta kasih itu terkadang yang ada hanya saling bertentangan. Tapi jika kita mengerti perasaan pasangan kita, akhirnya yang tinggal hanya keinginan saja. Tapi sebaliknya, cinta itu menyenangkan. Akira dan Utako adalah orang yang berbeda. Jika Utako mencintai hal yang berkaitan dengan Akira dengan hati yang benar-benar berbeda, maka bisa diharapkan Utako juga akan dicintainya. Barang kali kemudian Utako akan dapat lebih mencintai Akira. Paling tidak begitulah. Meskipun hanya dapat bertemu setiap Jumat malam bukan berarti sama sekali tidak ada harapan. Mungkin sekarang dia belum berniat menjadikan Utako sebagai tunangan, tapi setelah ini pasti akan semakin ada perhatian. Dengan catatan kalau ada semangat dan usaha! "
Dan beberapa hari berikutnya, tepat pada hari ulang tahunnya, aku menyatakan perasaanku yang sebenarnya. Akhirnya wajah dan senyum manis Utako kembali lagi.
#    #    #
Kami sudah berhubungan selama sepuluh tahun, dan kini saat ulang tahun Utako aku sudah memutuskan sesuatu.
" Maaf, terlambat… "
Aku baru saja sampai di beranda dan berlari menghampiri Utako.
" Bodoh! Ku kira sudah tidak datang! "
Utako marah dan memukulku.
" Maaf… "
" Rasanya ingin marah pada diriku sendiri karena aku lebih mengkhawatirkan ketidakdatanganmu dari pada mengkhawatirkan dirimu. "
" Maaf… "
" Kenapa berbicara begitu terus? Benar-benar menyebalkan, deh! Bagaimanapun, hari ini ada yang aku inginkan dari kamu. Kalau bukan darimu, aku tidak mau. "
Aku terkejut.
" Kalau tidak keberatan, pertama-tama maukah kau terima hadiah dariku ini? Soalnya, untuk memutuskan memberikan hadiah ini, aku sudah cukup lama memikirkannya. Ini sudah merupakan keputusan yang bulat, jadi kumohon, terimalah hadiah ini. " Utako terdiam dan bingung. " Jika ditolak, silahkan dibuang. Aku tak apa-apa, kok. "
" Barang pemberian dari kamu, tidak akan sampai aku buang. Kalau sampai itu terjadi, pasti bumi akan berhenti berputar. "
Aku jadi salah tingkah saat Utako menerima hadiah dariku dan membukanya.
" Soalnya, hari ini Utako ulang tahun, kan? Aku pikir waktu terlalu cepat berlalu, tapi… hm… anu… "
Tiba-tiba Utako berteriak.
" Tak salah lagi, ini pasti lamaran! "
" I…i…i…Iya… "
Utako langsung memelukku dan berkata:
" Kamu sulit dipercaya, deh! Mengapa kau selalu tahu barang yang aku inginkan? Bagaimanapun, yang aku bayangkan betapa di dunia ini hanya kau yang ada di benakku. Betapa bahagianya bila bisa bersatu denganmu. Aku hari ini menerima lamaranmu, karena hari ini aku berulang tahun. Bagiku, menjadi tunanganmu adalah hal yang paling membahagiakan. "
" Aku kira mau dikembalikan. "
Utako memakai cincin yang kuberikan.
" Maaf, ya… pemuda ideal seperti kamu tak akan kuserahkan kepada siapa pun. Aku cinta padamu. Kalau cincin ini sebagai jimat, cinta kita tak akan terkalahkan. "
#    #    #
Dua tahun kemudian aku menikah dengan Utako.
Suatu hari ketika sarapan pagi, Utako mengagetkanku.
" Aku cinta sama kamu, deh! Aku sangat mencintaimu. "
" Eh…u…h…eh… terima kasih… "
" Kau masih saja merasa kaget? Padahal aku sering mengatakannya. "
Aku tersenyum salah tingkah.
" Rasanya aku benar-benar mencintaimu. Aku merasa benar-benar bahagia karena bisa menjadi istrimu, bisa hidup berdua denganmu. Maka dari itu, walaupun hanya sedikit aku ingin kau bisa memahami perasaan ini… "
" Bukankah sudah selalu dikatakan. "
" Kata-kata saja tidaklah cukup. Aku benar-benar cinta kamu. Berada di sampingmu, aku benar-benar merasa bahagia. Ingin ku sampaikan betapa bahagianya aku, tapi aku mengerti bahwa aku tidak mungkin dapat menyampaikan apa yang aku rasakan ini tepat seratus persen. Maka dari itu, paling tidak aku ingin menyampaikan seperseribu kebahagiaan yang sedang kurasakan. "
" Sering terpikir olehku, dibandingkan kamu, pasti akulah yang lebih mencintai dan menang. Kalau bilang begitu, sudah pasti akulah yang lebih cinta dibanding Utako. "
Utako tidak bisa berbuat apa-apa menanggapi perkataanku.
" Hm… menyebalkan! Tapi dengan selalu berkompetisi seperti ini rasanya menyenangkan, ya! Mulai saat ini dalam kehidupan yang panjang, kita menganggap pasangan kita sebagai rival, maka dalam kehidupan kita akan begitu serasi. "
Aku dan Utako tersenyum saling menatap.

 
THE END

 
Disadur dari: Si Wajah Misterius ( The Man Of Many Faces-20 Mensho Ni Onegai ) Karya Clamp.