Questions Book ( page 51 )


Ini hari bahagiamu, sudah sepatutnya kau tertawa lepas
Merasa melayang menuju langit kebahagiaan
Manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya
Tak kan ada lagi hari yang sama seperti ini lagi
Maka bahagiakanlah dirimu
Lakukan sesuatu untuk melambungkan jiwamu
Tersenyumlah
Seperti apa yang ingin sekali aku lakukan
Aku ingin memberimu kebahagiaan
Aku ingin melihatmu tertawa, lepas tanpa beban
Percayalah, kau akan tampak jauh lebih ganteng jika tertawa
Coba saja, kau sendiri akan terkejut melihat hasilnya
Sama seperti aku yang terkejut dengan pikiranku sendiri
Kenapa aku ingin melakukan semua itu?
Apa artinya bagiku?
Apa untungnya?
Aku hanya mendapati kepuasan
Aku hanya ingin kau tahu bahwa ada aku
Aku yang ingin membahagiakanmu
Aku yang ingin mematri namaku di dalam otakmu
Ada aku yang manja, cerewet, merepotkan
Yang juga peduli denganmu
Lebih dari yang kau bayangkan
Selamat berbahagia

 

091009 ~ Black Rabbit ~

 

Lama-lama Aku Bisa Gila


Satu menit…
Dua menit…
Tiga menit…
Ya ampun, aku tidak tahan lagi, lama-lama aku bisa gila!
Aku sudah menatap jam yang tergantung di dindingku sedari tadi, tapi jam itu sama sekali tidak bergerak! Pasti ada yang salah. Jangan-jangan jam itu sudah rusak, atau baterainya habis, kalau tidak kenapa jarum jamnya sama sekali tidak bergerak? Aku harus segera menggantinya.
Aku tahu dan aku harus mengakui kalau dalam beberapa jam belakangan ini aku terlalu sering melirik jam itu. Dia bergerak terlalu lama, aku butuh waktu berjalan cepat sehingga aku tidak merasa tersiksa seperti ini.
Aku menunggu malam menjadi semakin larut karena dengan begitu aku tahu bahwa apa yang aku tunggu selama ini akan segera aku dapatkan. Bukan-bukan, aku bukannya menunggu sesuatu, tapi aku menunggu seseorang. Akan ada seseorang yang menghubungiku saat malam sudah semakin larut. Bukan untuk berpamitan tidur, tapi untuk mengatakan bahwa dia sudah aman berada di rumah. Dia memang selalu melakukan hal seperti itu setiap harinya, seolah kebiasaan itu adalah hal keramat baginya setiap kali menginjakkan kaki pertamanya di rumah untuk menghubungiku dan melapor kepadaku bahwa dia sudah pulang.
Khusus untuk hari ini, aku mau kebiasaan itu dia laksanakan secepat mungkin. Soalnya ada sesuatu yang sangat ingin aku dengar darinya. Sesuatu yang pastinya akan membuatku menjadi sangat tenang, tidak kalut seperti ini.
Jujur saja, itu bukan sesuatu yang cukup penting. Aku dan dia hanya belum bertemu selama kurang dari dua puluh empat jam. Tapi hanya karena itu, pikiranku berubah menjadi sangat kalut dan sebentar lagi aku bisa gila. Ada sesuatu yang harus aku bicarakan dengannya. Sesuatu yang berhasil menyebarkan ketakutan kepadaku hanya dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam. Sesuatu yang bisa membuatku sesak napas dan jantung berdebar kencang.
Hanya satu yang aku rasakan: aku takut.
Aku akan menghadapi situasi yang sama sekali baru, yang berhubungan denganmu. Aku tahu, situasi baru itu sebenarnya belum tentu akan berdampak buruk. Siapa tahu situasi itu malah akan berdampak sangat bagus untukmu, untuk masa depanmu, yang berarti akan bagus juga untuk masa depanku. Tapi tetap saja rasa takut itu menguasaiku dengan begitu jahatnya dan nyaris saja tidak menyisakan sedikit akal sehat dalam otakku.
Aku tahu-aku tahu. Situasi itu bahkan belum kita jalani, baru akan kita hadapi. Tapi coba lihat dampaknya? Bahkan belum mulai saja aku sudah sebegitu takut!
Mungkin aku saja yang pengecut. Bersikukuh untuk terus mendorongmu maju, tapi akhirnya takut saat melihat kau mulai melangkah dan meninggalkanku sendirian.
Atau mungkin aku saja yang terlalu manja. Terbelalak ngeri hanya karena melihatmu berada satu langkah lebih jauh ke depan dan kelihatannya akan melupakanku.
Padahal aku tahu, kau sama sekali tidak memiliki niat bahkan secuil pun untuk meninggalkanku atau melupakanku. Kau hanya berusaha melangkah untuk lalu menyeretku ikut.
Benar, kau memang perlu menyeretku bersamamu, memaksaku meninggalkan zona nyamanku dan membiarkanku merasakan sendiri keadaan yang aku takutkan itu. Karena dengan begitu aku akan tersadar bahwa ketakutanku itu hanyalah hal bodoh belaka. Aku toh tidak akan terjatuh ke jurang, aku toh tidak akan kehilangan nyawa, aku toh akan merasa senang juga karena pada akhirnya langkah yang kita tempuh bersama itu ternyata adalah langkah berikut untuk meraih kebahagiaan kita.
Baiklah aku harus jujur sekarang.
Aku hanya takut kehilanganmu. Aku takut kau melangkah tanpaku dan mencampakkanku begitu saja saat aku merasa bahwa tidak akan ada yang bisa melangkah bersamaku selain dirimu. Aku hanya takut kau lupakan, menjadi orang asing yang akan kau jauhi dan kau gantikan dengan     orang lain sementara aku sendiri tidak bisa lagi berpikir apakah akan ada orang lain yang bisa mengisi hatiku selain dirimu. Aku hanya takut kau akhirnya melihat bahwa aku bukanlah seseorang yang layak kau perjuangkan lagi. Ada begitu banyak orang lain yang jauh lebih berharga untuk diperjuangkan, jauh lebih indah, jauh lebih menarik. Jika dibandingkan denganku maka kau hanya akan menemukan itik buruk rupa di antara angsa-angsa cantik dan anggun.
Aku takut, aku pengecut.
Aku manja, aku egois.
Tapi bagaimana aku tidak merasa seperti itu jika yang aku perjuangkan adalah seonggok emas paling berharga yang aku temukan di tumpukan tembaga?
Jadi tolonglah, hubungi aku sekarang juga. Buat semua ketakutanku itu pergi dan biarkan aku bisa bernapas lega. Sesak napas yang aku rasakan semakin menyiksaku dan lama-lama aku akan kehilangan kemampuanku untuk bertahan hidup.
Aku benci harus merasakan perasaan seperti ini lagi. Aku tahu kau pun akan merasa kesal jika aku mengatakan penyakit apa yang akhirnya menggerogotiku lagi. Tapi semua ini adalah salahmu juga. Kau yang membuat penyakitku kumat lagi, jadi kau sendiri yang harus mengobatinya.
Oh, aku ingat sekarang.
Kaulah yang berhasil mengobatiku saat terakhir kali penyakit itu menyerangku. Entah apa obat yang kau berikan kepadaku, aku sendiri tidak tahu. Tapi obat itu sangat ampuh, dapat menyembuhkan hanya dalam hitungan detik. Karena itu kau harus segera mendatangiku. Kau harus segera menyembuhkanku. Hanya itu satu-satunya jalan agar aku bisa sembuh, tidak bisa dengan obat lain ataupun dengan orang lain. Hanya kau.
Jadi, bisakah kau hubungi aku saat ini juga? Aku mohon cepatlah, aku sudah mulai sekarat!
Oh ya ampun, ternyata jam itu tidak rusak. Aku meliriknya lagi dan akhirnya menemukan jarum panjang jam itu sudah maju beberapa menit. Tidak terlalu banyak bergerak, tapi paling tidak itu meyakinkanku bahwa jam itu memang tidak rusak sehingga aku tidak perlu mengganti baterainya ataupun membuangnya dan membeli jam baru.
Tapi… masih ada begitu banyak waktu sebelum aku bisa mendapatkan ponselku berdering dengan caller id yang menunjukkan nama orang yang aku tunggu sedari tadi!
Benar deh, aku rasa aku akan jadi gila!

 
200111 ~ Black Rabbit ~

Questions Book ( page 50 )


Bagaimana aku harus memilih?
Jika ke satu adalah hidupku
Penentu nasibku
Bagaimana aku harus memilih?
Jika kedua adalah napasku
Penentu hidupku
Bagaimana aku harus memilih?
Jika ke tiga adalah jantungku
Penentu napasku
Bagaimana aku harus memilih?
Jika ke empat adalah nasibku
Penentu masa depanku
Bagaimana aku harus menentukan?
Jika semua membangkitkanku
Seperti jiwa yang telah lama tertidur pulas
Bagaimana aku harus menentukan?
Jika semua menghidupkanku
Seperti darah yang mengalir di tubuhku
Bagaimana aku harus menentukan?
Jika semua menggembirakanku
Seperti hadiah yang selama ini aku inginkan
Bagaimana caranya menjawab?
Jika semua hal menggiurkanku
Lebih nikmat dari semua makanan di dunia
Bagaimana caranya menjawab?
Jika segalanya adalah keputusanku
Lebih menyenangkan dari semua keputusan lain
Bagaimana caranya menjawab?
Jika akhirnya semua tak bisa kulepas
Lebih karena keegoisanku
Bagaimana pendapatmu?
Jika aku ingin menjalani semuanya
Tanpa perlu merasa menyesali apa pun
Bagaimana pendapatmu?
Jika aku ingin meraup semuanya
Tanpa perlu merasa kehilangan kesempatan
Bagaimana pendapatmu?
Jika aku ingin keegoisanku merajai segalanya
Tanpa perlu merasa kecewa
Bagaimana?

 

071208 ~ Black Rabbit ~

Questions Book ( page 49 )


Ada yang bisa bantuin aku nggak?
Hatiku lagi sendu nih
Rasanya ada semacam syndrome mematikan yang merenggut kebahagiaan
Merampas kerinduan tersembunyi yang selama ini bertengger manis di tempatnya
Syndrome itu tahu benar bagaimana mengingatkanku tentang sebuah warna yang hilang di puzzle hatiku
Bagaimana ini?
Rasanya aku ingin menjerit
Aku ingin berteriak agar dia tahu kalau aku sedang memanggilnya
Mungkin ini yang namanya rindu
Ini yang namanya syndrome cinta
Cinta yang salah atau benar
Cinta itu tidak tahu dan tidak mau tahu
Cinta hanya tahu bagaimana merasa
Cinta hanya tahu bagaimana merindu
Hanya saja bumbu cinta itu yang membuat rasa pedih
Membuat rasa gundah menyeruak ke permukaan dan membuatku ingin berteriak
Syndrome itu membuatku gila
Cinta itu juga yang membuatku gila
Aku harus bagaimana?
Aku lupa pengobatannya
Gawat, aku bakal mati kalau begini terus!

 

010806 ~ Black Rabbit ~

Questions Book ( page 48 )


Ya ampun…
Aku lelah, kalian tahu tidak?
Aku lelah menghadapi kalian
Yang terlalu egois dan tidak bisa mengontrol diri
Aku lelah mendengar permasalahan kalian
Yang hanya di dasari hal sepele tapi tak ragu menghancurkan semuanya
Aku lelah melihat pertengkaran kalian
Yang seolah tiada akhir dan membuat kalian terlihat seperti sekelompok anak TK
Aku lelah menyikapi semua itu
Yang terus berulang seolah kalian sama sekali tidak malu karena selalu jatuh pada lubang yang sama berulang-ulang
Aku lelah, aku capek
Bisakah kalian berhenti?
Kalian saling membutuhkan
Bisakah kalian menyingkirkan kemelut ego yang memuakkan itu dan saling mengerti?
Kalian adalah saudara
Bisakah kalian saling membantu, menolong yang sedang susah agar kalian bisa memperbaiki masa depan kalian sendiri?
Kalian sama-sama sudah dewasa
Bisakan kalian lebih saling terbuka, saling mengerti dan saling menyayangi?
Aku bukanlah wonder woman
Aku tidak bisa menyelesaikan segala masalah
Aku hanya memiliki dua buah tangan
Aku hanya punya satu otak
Aku tidak bisa membantu jika saat aku mencoba untuk melakukan itu kalian malah menganggapku tidak tahu diri
Aku lelah, aku capek
Permasalahanku sendiri sudah banyak
Otakku sudah penuh
Aku muak
Tolong, urus saja masalah kalian sendiri
Selesaikan sendiri
Kalian sudah dewasa, kalian bahkan sudah tua, demi Tuhan!
Tolong beri aku sedikit ketenangan untuk menata hidupku sendiri
Kalian sendiri yang memintaku untuk menjadi seorang wanita
Kalian sendiri yang memintaku menjadi dewasa
Tapi kalian sendiri yang menghalangi usahaku
Tolong, jangan minta pendapatku lagi
Aku sudah sangat kesal, bahkan hanya dengan mengingatnya sebentar
Aku butuh waktu untuk diriku sendiri
Aku lelah, aku capek

 

041210 ~ Black Rabbit ~