…… CERPEN ……


SERIGALA
Aku tersentak kaget saat melihat jarum jam di dindingku sudah menunjuk ke pukul dua belas tengah malam, tapi tak sedetik pun mataku ingin istirahat. Sekarang aku hanya bisa duduk di sudut jendela kamarku, menatap langit yang hitam dan putihnya bulan purnama. Aku sadar kalau tubuhku mengalami perubahan yang sangat tidak seperti biasanya.

 
Kejadian itu aku alami sejak terjadi gerhana bulan total yang lalu. Saat itu tiba-tiba tubuhku terasa dialiri api dan listrik secara bergantian. Aku sangat terkejut tapi tidak bisa melakukan apa-apa selain memasrahkan diri. Keadaan itu hilang kira-kira tiga puluh menit kemudian dan untuk beberapa saat aku bisa sedikit tenang.
Dua hari setelah kejadian itu, tiba-tiba tubuhku bergetar dengan perasaan yang sama. Aku makin terkejut ketika aku sadar ternyata muncul sepasang telinga dan mata serigala menggantikan telinga dan mata manusiaku. Aku menjerit lalu terjatuh pingsan, dan paginya saat aku bangun, aku merasa lega melihat telinga dan mataku sudah kembali seperti semula.
Kejadian yang menakutkan itu terjadi lagi. Dua hari selanjutnya saat aku sedang asik mengerjakan tugas fisikaku, tubuhku terasa bergetar lagi. Telinga dan mataku berubah menjadi telinga dan mata serigala. Tapi sekarang tiba-tiba mulut dan hidungku berubah menjadi mulut dan hidung serigala. Lagi, akhirnya aku hanya bisa memasrahkan diri sambil menjerit kesakitan dan pingsan.
Seminggu kemudian aku sudah tenang kembali dan menganggap bahwa segala sesuatu yang aku alami beberapa hari yang lalu hanyalah mimpi. Tapi malamnya aku merasakan lagi getaran yang sama. Kali ini tubuhku dipenuhi bulu-bulu serigala yang kasar dan jari-jari kaki kesayanganku mulai berubah menjadi cakar dan sangat berbulu. Aku berteriak dan mencoba memberontak, tapi anehnya suaraku tak keluar. Aku malah mengaung bagaikan seekor serigala betina.
Tepat dua puluh hari setelah gerhana bulan total waktu itu, aku mengalami getaran itu lagi. Kali ini ketakutanku luar biasa besarnya. Sekarang aku yakin bahwa semua ini benar-benar bukan mimpi buruk, melainkan suatu kenyataan yang sangat tidak terduga. Lama kelamaan secara perlahan-lahan tubuhku semakin menunduk dan aku berubah menjadi seekor serigala sempurna. Saat itu aku sama sekali tidak tahu harus berbuat apa. Aku rasanya baru saja bangun dari tidur yang panjang dan merasa sangat lapar. Aku langsung meloncat keluar dari jendela dan pergi, lalu aku lupa segalanya.
Paginya aku bangun dengan mata yang terbuka lebar. Badanku serasa ringan dan perutku kenyang. Aku terkejut saat melihat piyamaku yang terkoyak-koyak di sisi jendela dan aku tidur berselimut tanpa mengenakan busana. Apa yang aku lakukan tadi malam? Aku melangkahkan kaki keluar ketika beberapa menit yang lalu aku mandi dan menenangkan diri. Langsung aku duduk di salah satu kursi meja makan, mengambil koran yang tergeletak disebelahku dan membacanya perlahan.

 
' Seorang pria tewas mengenaskan di pelataran parkir gedung Jasa Raharja. '

 
Aku terperanjat kaget lalu meneruskan bacaan itu.

 
' Korban meninggal dengan tubuh yang terkoyak-koyak seperti gigitan serigala. '

 
Lagi-lagi aku terperanjat kaget. Aku berusaha membuka sisa ingatan yang ada di otakku dan aku termenung. Apa sebenarnya yang aku lakukan kemarin malam?
Hari-hari berlalu dan setiap malam yang aku ingat hanyalah tubuhku yang lagi-lagi berubah ke wujud serigala. Tapi hari-hari perubahanku itu selalu disertai dengan berbagai kejadian pembunuhan yang mengenaskan. Dan anehnya, semua korban sepertinya dikoyak-koyak oleh taring serigala. Itukah yang aku lakukan selama ini?
Dua hari berikutnya aku berpapasan dengan kakek tua di daerah hutan belakang kota. Rupa kakek itu sempat sangat mengagetkanku saat kusadari bahwa tubuhnya menyerupai serigala. Aku sempat mundur beberapa langkah, dan segera pergi meninggalkan kekek itu sendirian sesaat setelah kakek itu itu berkata:
" Kamulah serigala cantik yang aku cari selama ini. "
Mulai saat itu aku menyelidiki asal usul keluargaku. Aku ingin mengetahui apakah benar aku hanya seorang gadis yatim piatu biasa ini ternyata adalah keturunan serigala jadi-jadian? Aku mengetahui informasi ini dari seseorang yang meneleponku dengan suara yang tak asing_terdengar seperti suara kakek tua waktu itu_yang mengatakan bahwa aku adalah keturunan dari seorang serigala jadi-jadian. Aku berkeliling bertanya kepada orang-orang yang aku yakini tahu tentang almarhum keluargaku. Dan ternyata itu benar. Kakek buyutku dulu adalah seorang serigala legendaris yang sangat disegani oleh serigala lain. Begitupun ayah dan ibuku. Karena jarang terdapat serigala murni berdarah serigala, dengan kata lain tak ada campuran dari darah manusia biasa, maka serigala berdarah murni itu sangat unik dan berharga. Ada legenda yang mengatakan bahwa jika lahir seorang serigala yang berdarah murni, maka jika jantan akan mendapatkan kekuasaan sebagai raja dari segala serigala, sedangkan jika betina akan menjadi seekor serigala wanita yang sangat berbahaya.
Sore menjelang malam lima hari berikutnya, aku sedang terburu-buru pulang kerumah sebelum matahari terbenam. Aku jelas tidak mau berubah menjadi serigala di tengah jalan dan dihadapan orang-orang banyak, karena itu aku tak menyadari bahwa aku diikuti oleh orang asing. Aku sampai di rumah tepat pada waktunya. Beberapa langkah setelah aku masuk ke kamar, tubuhku bergetar cepat dan panas lalu perlahan-lahan seluruh tubuhku berubah menjadi serigala jadi-jadian yang sangat lapar. Aku langsung melompat keluar.
Beberapa menit kamudian saat aku masih berjalan berkeliling dengan hati-hati untuk mencari mangsa_entah kenapa aku sudah bisa mengingat semua yang aku lakukan kali ini_tiba-tiba aku dikagetkan dengan seseorang yang menendangku dari belakang. Aku langsung berpaling dan membelalakkan mata serigala milikku.
" Kau takkan bisa lari lagi! "
Aku melihat sekelilingku, ternyata aku telah dikepung oleh sekelompok wanita dengan berbagai macam senjata di tangan mereka masing-masing. Mereka terlihat sangat berhasrat untuk menghabisiku. Tiba-tiba salah satunya mulai menyerangku dilanjutkan dengan yang lainnya, sambil berteriak:
" Serigala legendaris harus segera dimusnahkan demi terciptanya kedamaian dan keamanan dunia! "
Aku berusaha melawan dengan sekuat tenaga, tapi alangkah sialnya nasibku, ternyata kekuatanku tak dapat membendung serangan bertubi-tubi dari kira-kira sepuluh orang wanita tadi. Dan saat jantungku terasa ditusuk oleh benda tajam dan dilanjutkan dengan tusukan bertubi-tubi ke arah hati dan sekujur tubuhku, aku tak bisa berbuat apa-apa lagi. Aku terjatuh dan tak sadarkan diri... untuk selamanya.
Sementara itu disalah satu sudut kota itu, si kakek tua berwajah serigala waktu itu mendesah panjang lalu berkata lirih:
" Sebenarnya aku sudah berusaha mengingatkanmu tentang keberadaan para pembasmi serigala itu dan menyuruhmu untuk berhati-hati. Tapi sepertinya itu sudah terlambat. "
Kakek tua itu hanya menggelengkan kepala lalu berbalik badan dan beranjak pergi.

 
Dan sekarang disinilah aku, berdiri disudut jendela kamarku dengan tubuh melayang yang tak bernyawa.
# # #

 
Aku benapas lega. Sebuah beban yang cukup berat diatas kepalaku segera kulepaskan dan aku tersenyum.
" Bagaimana nyonya? " Sebuah suara menyambutku.
" Luar biasa sekali. Semuanya benar-benar terasa nyata. "
" Kaca mata virtual ini memang di desain agar dapat menjangkau alam bawah sadar manusia. Bahkan kaca mata ini bias menyajikan cerita sesuai keinginan sang pemakai. Anda merasakan semua getaran dan bahkan perasaan hati sang tokoh bukan, nyonya? "
" Ya… Tokoh tadi memang figur tokoh yang aku inginkan. "
" Ya! Bahkan jalan ceritanya pun sesuai dengan keinginan sang pemakai. Hanya dengan memikirkannya saja, secara otomatis kaca mata virtual ini akan mengembangkan cerita tersebut sesuai dengan keinginan anda. "
" Fantastis! Hanya dengan kaca mata ini aku bisa menjadi seorang serigala yang tak memiliki tulang rapuh seperti ini. "
Kami berdua tertawa. Tak lama seorang wanita muda masuk menghampiriku.
" Terima kasih atas acara nontonnya. "
" Sama-sama, nyonya. "
Aku beranjak meninggalkan ruangan itu dengan perlahan dibantu cucuku_wanita muda yang datang tadi.
" Zaman benar-benar sudah berubah. Untung aku masih ada sampai tahun 2013 ini, kalau tidak tentu aku takkan pernah merasakan teknologi secanggih itu. "
Cucuku tersenyum mendengar perkataanku, lalu berkata:
" Ayo nek, kita pulang. "

 

 
SELESAI