APA KATA MEREKA TENTANG 'THE TWO RINGS' ??


"Menurut gua 'The Two Rings' karya yang unik dan banyak kejutan, rasanya seperti makan permen aneka rasa ( nano-nano ) yang ramai rasanya, cukup menggelitik lidah dan membuat penasaran tapi tetap enak untuk dinikmati."
( Puji Purwanti Lestari, Penikmat buku )

"Konfliknya menarik, manusia melawan kematian, dikemas dalam konfilk-konflik kecil dengan plot yang tak terduga! Membaca novel ini kita dibawa pada alam fantasi dunia magic yang luar biasa!"
( Agnes Bemoe, Penulis )

"Ide ceritanya unik. Jalan cerita menarik. Ciri khas tulisan Vinna tetap terlihat. Membacanya membuat penasaran. Dan akhir cerita benar-benar dibuat tak terduga. Novel yang sayang untuk dilewatkan."
( Anataffia 'Nata' Salama, Penulis dan Ibu Rumah Tangga )

“Selintas membaca judulnya, seolah mengingatkan pada serial ‘The Lord of the Rings’. Juga tokoh utamanya Caraveena yang tinggal di negeri penyihir sementara dirinya adalah peramal, sedikit banyak mengingatkan saya pada cerita sihir J.K Rowlings yang ternama-Harry Potter. Tetapi, Vinna punya kekuatan imajinasi tersendiri yang membawa saya seolah ‘tersihir’ masuk dalam kisah cinta yang indah antara Marlon-pemimpin Negeri Nimbus dan Cara. Isi cerita yang mengungkapkan misteri kematian, setidaknya juga merupakan pertanyaan bagi banyak manusia, dikemukakan dengan cara yang menarik. Cinta dan persahabatan dikemas dengan gaya imajinatif dibumbui fantasi yang tinggi oleh Vinna. Suatu kisah yang tidak lazim, tetapi tetap saya sukai. Acungan jempol buat Vinna dan karyanya.”
( Fonny Jodikin, Penulis-Ibu Rumah Tangga, berdomisili di Ho Chi Minh City-Vietnam )

“ Seru, asik, menghibur di tengah kepenatan. Buku yang pas untuk mereka yang ingin santai. “
( G. Lini Hanafiah, Founder Via Lattea Fondation & Yuk Nulis!, Penulis )

“ Ceritanya unik dan imaginatif, tokoh-tokoh dan konflik batin mereka menarik, terutama Marlon dan Yellow. Endingnya juga nggak gampang terduga…”
( Yenny Ibrahim, Seorang Guru dan Penulis )


Buat yang udah mulai penasaran, novel ‘THE TWO RINGS’ sudah bisa dicari di toko buku, jangan sampai kehabisan. Untuk yang mau pesan, silahkan sms ke no: 081-863-8038 atau e-mail ke: nuansa.market@gmail.com. Hanganya cuma Rp. 39.000 aja… Enjoy…

Untuk yang sudah baca dan mau share comment, kritik atau saran silahkan hub saya di:
Facebook         : vinna13@gmail.com
Twitter              : @black_rabbit13
YM                  : blackrabbit_1385@yahoo.com
Saya tunggu, yah… (^_^)

The Two Rings - Negeri Di Atas Awan ( SINOPSIS )



Tidak mudah bagi Caraveena untuk tinggal di negeri Merlin dan hidup dengan normal seperti kakak laki-laki atau adik perempuannya. Kenapa bisa begitu?
Pertama, karena kedua orang tuanya adalah orang yang cukup berpengaruh di Pemerintahan. Segala tindak tanduk mereka dan anak-anak mereka selalu menjadi pusat perhatian dan bahan perbincangan paling seru. Rasanya seperti anak dari seorang selebritis terkenal.
Kedua, karena sebagai salah satu penduduk di negeri Merlin yang merupakan satu-satunya negeri Penyihir di Enigma, Caraveena tidak bisa menyangkal kenyataan bahwa dia sama sekali tidak punya bakat di bidang Sihir. Dia adalah seorang Peramal, sebuah karier yang tidak seharusnya diambil oleh anak dari orang paling berpengaruh di seluruh negeri. Kenyataan ini tentu saja mencoreng nama keluarga Veena yang terhomat.
Dan alasan ketiga, alasan yang paling membuat semuanya bertambah parah, adalah kenyataan bahwa sebagai Peramal, Caraveena malah memilih untuk fokus pada satu bidang yang tidak pernah diminati orang lain tapi malah paling menarik perhatiannya selama ini, yaitu: Dunia Kematian.
Menjadi berbeda dari penduduk lain karena lebih memilih untuk menjadi seorang Peramal saja sudah merupakan hal menggemparkan bagi seluruh penduduk, apalagi kelakuan anehnya yang meneliti kematian itu resmi beredar di masyarakat Merlin? Tidak bisa dihindari lagi, pastinya Caraveena akan dipandang sebagai orang aneh, aib keluarga paling kotor di tengah keluarga yang nyaris sempurna, dan menjadi bahan pembicaraan paling seru seantero negeri.
Tapi Caraveena sendiri tidak pernah ambil pusing. Dia malah semakin bersemangat meneliti dunia kematian. Dan saat sebuah tragedi menimpa satu-satunya sahabatnya yang meninggal dunia, Caraveena semakin menggebu-gebu untuk bisa memecahkan misteri itu dan mengetahui bagaimana nasib sahabatnya setelah kematian menjemputnya.
Caraveena beruntung karena bertemu dengan Prof. Klain, idolanya yang kebetulan juga merupakan seorang Peramal dan memfokuskan penelitiannya di bidang yang sama. Dengan bantuan Prof. Klain, Caraveena berhasil menemukan cara agar bisa memasuki Dunia Setelah Kematian, dunia yang katanya akan dimasuki oleh setiap orang yang telah meninggal dunia.
Tapi ternyata semua itu tidak berjalan semudah yang dibayangkan Caraveena. Walaupun Caraveena bertemu Marlon yang bersedia membantunya dan memberikan sebuah cincin kembar sakti, tapi ternyata semua tidak bisa berjalan seperti yang diinginkannya. Dunia Kematian memiliki misterinya sendiri, dan berjalan dengan aturannya sendiri. Ada kekuatan lain yang jauh lebih kuat dan jauh lebih berpengaruh yang memiliki kekuasaan lebih besar.
Bisakah Caraveena melewati semuanya dengan baik dan menyelesaikan penelitiannya? Ataukah Caraveena harus bisa merelakan bahwa semua penelitiannya itu tidak akan pernah berhasil?

Untuk teman-teman yang penasaran, novel 'The Two Rings' sudah beredar di toko buku, siap diserbu dengan harga Rp. 39.000 aja... Untuk yang mau pesan, silahkan sms ke no: 081-863-8038 atau e-mail ke: nuansa.market@gmail.com .... Selamat menikmati...
         ( )  ( )
   V ( ^ -- ^ ) V ~~ Black Rabbit ~~

You've Got Mail ( 66 ) - END -


=============================================================
To        : Yunitalarasati ( yun_yun79@net.com )
From    : Yukina Novemberia ( yuki_nov@net.com )
Subject : Mbak, apa kabar?
=============================================================
Sorry yah, Mbak, udah lama banget aku nggak ngirim e-mail atau bahkan ngubungin Mbak lagi. Kalo nggak salah udah hampir dua minggu, yah? Selama itu aku lumayan sibuk, Mbak. Ada beberapa hal yang menarik perhatian dan konsentrasiku selama beberapa hari ini dan sekaligus ngebikin aku bingung lagi. Tapi semua itu bukan hal buruk loh, Mbak. Justru semua itu hal bagus yang ngebikin semua masalah-masalah yang tadinya menyerang aku jadi beres semua. Tadinya aku pikir semua masalah yang menimpa aku ini nggak bakal pernah bisa beres. Apa lagi masalah narkoba itu. But thanks God, ternyata beres juga.
Akhirnya aku bebas dari semua masalah itu, hasil tes urineku jadi kunci utama yang bisa ngebuktiin kalo aku bukan pemakai, aku juga udah bisa ngejalanin tugasku sebagai saksi di pengadilan, bisa bekerja sama dengan baik sama orang-orang di pengadilan, sampe akhirnya aku bisa memulihkan nama baikku lagi dan nggak perlu lagi berurusan sama polisi dan pengadilan lagi. Thanks God…
Oh iya, Mbak pasti udah denger keputusan pengadilan soal Romi, kan? Katanya, Romi akhirnya harus masuk penjara untuk waktu yang cukup lama. Aku tau Mbak bukan pacarnya lagi, tapi aku tetep mau ngucapin turut sedih buat Mbak. Gimana pun juga, Romi pernah jadi orang yang sempet deket sama Mbak, kan?
BTW, semua ini jadi kado yang berharga banget buat ulang taun aku kemaren lusa. Memang yah, kita paling bisa bahagia kalo lagi nggak stress. Mbak tau nggak apa kado lain yang bikin aku makin bahagia lagi? Rei.
Mbak inget kan waktu terakhir kali aku ngirim e-mail, aku cerita kalo aku malah bingung waktu Rei tiba-tiba ngajak aku balikan. Aku juga bilang kalo aku masih butuh waktu buat sendiri dulu. Tapi ternyata Rei tetep pulang dan nemuin aku. Dia dateng ke rumah aku beberapa hari kemudian dan ngelakuin hal paling romantis yang pernah dia lakuin selama ini: ngasih bunga buat aku. Padahal Rei sama sekali bukan tipe cowok yang romantis loh, tapi nggak tau kenapa waktu itu dia romantis banget. Rei nggak banyak ngomong apa-apa, dia hanya dateng sambil bawa bunga dan mandangin mata aku terus bilang: “Aku nggak perlu denger apa yang mau kamu omongin soal perasaan kamu, karena aku udah tau dan udah ngerti semuanya. Dan apa pun keputusan kamu, aku nggak peduli. Aku udah mutusin kalo aku nggak bakal pernah bikin kamu sedih lagi dan selalu ngelindungin kamu. Jadi, aku mau kamu terima aku buat jadi pacar kamu lagi.”
Aku nggak bisa ngomong atau ngebantah apa-apa karena kata-kata Rei itu bukan pertanyaan, tapi perintah. Dan anehnya lagi, aku sama sekali nggak berniat buat ngebantah. Yang aku lakuin malah lari kepelukan Rei dan langsung nangis di sana. Rasanya aku baru aja nemuin lagi hatiku yang kemaren sempet hilang. Rasanya lega…. banget. Ada di pelukan Rei lagi rasanya nyaman banget, kayaknya nggak bakal ada yang bisa ngeganggu atau ngejatuhin aku lagi. Dan saat itu juga aku tau kalo ini adalah keputusan yang memang seharusnya aku pilih.
Tiga hari kemudian, tepatnya waktu aku ketemu sama pengacaraku buat ngurusin masalah pembayarannya yang terakhir, tiba-tiba Arjuna dateng. Padahal waktu itu aku ditemenin Rei, tapi kayaknya mereka udah saling kenal dan malah saling nyapa. Aku belum sempet nanya sama Rei tentang ini, tapi kayaknya itu nggak perlu. Soalnya ada kejadian lain yang lebih penting buat aku tanyain sama Rei setelahnya, yaitu mau nggak dia nemenin aku ke Amerika? Kenapa tiba-tiba aku nanyain itu sama Rei? Soalnya tiba-tiba Arjuna nyodorin tiket pesawat ke Amerika di depan mataku!
Dia bilang itu ucapan terima kasih buat aku karena udah mau bantuin dia buat jadi saksi di pengadilan sekaligus buat kado ulang taun aku. Terus Arjuna dengan senang hati ngejelasin sama Rei tentang hubungan aku sama dia, soal kasus narkoba yang bikin aku berurusan sama polisi dan bahkan soal perasaan Arjuna sama aku. Iya Mbak, Arjuna bilang terang-terangan di depan Rei kalo dia suka sama aku. Arjuna bahkan bilang kalo sebenernya dia berniat buat ngerebut aku dari tangan Rei. Tapi berhubung aku kelihatan bahagia bareng sama Rei ( paling nggak keliatan jauh lebih bahagia dibandingkan kebahagiaan yang dia liat kalo aku lagi sama Arjuna, itu kata Arjuna sendiri loh ), akhirnya dia memutuskan buat mundur. Rei sendiri keliatan sama sekali nggak marah. Dia malah bilang makasi buat kado ulang taun yang Arjuna kasih buat aku dan bilang kalo dia bakal nemenin aku ke Amerika.
Jadi itu alasannya kenapa sekarang aku ada di Amerika.
Kebahagiaan aku jadi jauh lebih lengkap waktu bisa ketemu Bro di Amerika. Keadaannya udah jauh lebih baik, malah bisa dibilang udah sembuh. Kemoterapinya masih terus jalan, tapi keadaannya udah hampir seratus persen seperti sedia kala. Aku nggak berhenti bersyukur sama Tuhan yang udah ngizinin aku selesaiin semua masalahku dengan baik.
Tapi kalo dipikir-pikir lagi, kebetulan banget yah Arjuna bisa ngasih hadiah tiket ke Amerika, padahal dia kan nggak tau kalo aku lagi pengen banget pergi ke Amerika buat ketemu Bro. Dan kenapa Rei bisa tiba-tiba ngerti tentang kebingungan aku waktu itu dan akhirnya mau memperjuangkan cintanya buat aku? Anehnya, kalo dipikir-pikir lagi, mereka nggak mungkin bisa tau semua itu tanpa ada yang ngasih tau kan. Tapi siapa yang ngasih tau mereka?
Well, mungkin ada seorang malaikat yang bersedia ngebantu aku tanpa aku sadari. Siapa pun dia, yang jelas aku merasa sangat bersyukur bisa dapet bantuan dari malaikat itu. Aku nggak berniat mencari tau tentang dia, kadang kala ada sesuatu yang seharusnya kita biarkan saja tanpa perlu diketahui kebenarannya. Paling nggak sekarang aku ngerasa punya semangat buat ngejalanin hidup aku lagi, dan semoga malaikat yang ngebantu aku itu juga bisa berbahagia.
Udah ah Mbak, aku harus ke rumah sakit lagi buat ngikutin perkembangan kemo-nya Bro. Makasi udah mau baca curhatan aku, nanti aku e-mail lagi.

Yuki_the happiest girl in whole world!

===END===

You've Got Mail ( 65 )


=============================================================
To        : Reinaldy Pratama ( rei-prata@net.com )
Fwd     : Brahmana Putra ( brahmaramayana@net.com )
Fwd     : Arjuna Prama ( Pramas_file@net.com )
From    : Yunitalarasati ( yun_yun79@net.com )
Sub      : Yuki really need some helps
Atch     : E-mail Yukina Novemberia
==============================================================
Hai, ini aku lagi, Yuni.
Kali ini aku ngerasa harus nge-forward e-mail dari Yuki lagi buat kalian karena menurut aku, Yuki masih butuh bantuan kita. Aku tau kita udah lumayan banyak ngebantu Yuki kemaren, tapi masalahnya belum selesai hanya sampai di situ aja. Selain masalah-masalah narkoba, dipecat dan kebingungan itu, Yuki juga punya masalah soal kepercayaan dirinya yang masih rendah. Dia masih butuh dukungan kita buat bisa lebih kuat menghadapi semuanya. Dan Yuki juga masih butuh bantuan kita buat ngebuktiin bahwa masih ada yang ngedukung dan selalu mau ngebantu dia di dunia ini, yaitu kita.
Oh iya, kali ini aku juga forward e-mail Yuki buat Arjuna.
Hai, kamu pasti baru kenal sama aku. Namaku Yuni, temen Yuki. Agak susah nyari alamat e-mail kamu, tapi aku juga nggak yakin apa kamu bakal bisa langsung ngebaca dan ngebalas e-mail ini. Yah, walaupun gitu aku berharap kamu bisa lebih mengerti Yuki dan memaklumi apa pun keputusannya nanti, karena gimana pun ini semua kita lakukan buat Yuki.
So, aku harap kita bisa ngelakuin semua yang terbaik buat ngebantu Yuki kali ini. Thanks a lot, guys.

Yuni
Ps: hanya untuk mengingatkan, tolong jangan ngasih tau e-mail ini ke Yuki, yah.

You've Got Mail ( 64 )


==============================================================
To        : Yukina Novemberia ( yuki_nov@net.com )
From    : Yunitalarasati ( yun-yun79@net.com )
Re        : Sorry Mbak, aku ganggu lagi
==============================================================
Sayang… semuanya bakal baik-baik aja kalo kamu bisa ngejalanin semua di jalur kebaikan yang memang udah semestinya kamu lakuin. Aku turut prihatin sama semua masalah yang menimpa kamu, tapi kamu tetep harus percaya kalo Tuhan nggak bakal ninggalin kamu sendirian buat ngadapin semua ini. Ada orang-orang yang peduli dan siap ngebantu kamu kapan pun kamu butuh: aku, Brahma, Rei dan bahkan Arjuna. So, you have to be strong, girl, cause everything are gonna be just fine. Dan jangan pernah berpikir kalo aku bakal ngerasa kesusahan nerima semua curhatan kamu. Aku seneng kok ngebaca e-mail kamu karena itu artinya kita bukan hanya temen biasa lagi, tapi sahabat.
Aku juga mau cerita soal Romi. Sekarang kita udah nggak berhubungan lagi, resminya sejak Romi mulai terlibat kasus narkoba itu. Iya, ternyata Romi memang pemakai, dia akhirnya nggak bisa ngelak lagi waktu gua tanya di penjara. Tapi bukan gara-gara itu gua putus sama dia, tapi karena ternyata Romi bukan cowok baik kayak yang kita kira sebelumnya. Awalnya dia memang romatis banget, apa lagi kalo inget cara dia nembak aku waktu itu. Tapi waktu pacaran sama dia, semakin lama aku semakin sadar kalo Romi ternyata belum dewasa. Romi belum bisa bertanggung jawab, bahkan buat dirinya sendiri. Dia childish banget dan alergi sama yang namanya komitmen. Itu alasan paling kuat yang ngebikin aku mutusin dia.
Aku udah bukan gadis muda lagi, umurku udah kepala tiga, udah saatnya aku mikirin soal pernikahan, mangkanya aku nggak lagi nyari pacar, tapi nyari calon suami. Jadi sifat Romi yang alergi komitmen itu nggak bisa aku terima, dan akhirnya kita putus.
Well, balik lagi tentang masalah kamu. Aku cuma bisa ngasih nasehat supaya kamu ikutin kata hatimu yang paling dalam. Percaya deh, kadang kala cara ini lebih efektif dari pada cara lain.
Tetep semangat, sayang. Aku tau kamu pasti bisa ngelewatin semua cobaan hidup kamu yang satu ini. Jadi jangan segan-segan buat ngirim e-mail lagi, yah.

Yuni.



You've Got Mail ( 63 )


=============================================================
To        : Yunitalarasati ( yun_yun79@net.com )
From    : Yukina Novemberia ( yuki_nov@net.com )
Subject : Sorry Mbak, aku ganggu lagi
=============================================================
Mbak, sorry banget aku ganggu Mbak lagi, tapi aku bener-bener butuh tempat buat curhat. Kalo Mbak ngerasa terganggu, Mbak boleh nggak usah terusin baca e-mail ini, aku bakal ngerti kok. Tapi gimana pun, aku tetep harus curhat sama seseorang dan aku pilih Mbak sebagai tempat curhatku.
Sebenernya masalahku masih sama kayak kemaren, masih soal Bro, Rei dan Arjuna. Nggak tau kenapa, mereka bertiga tiba-tiba jadi tiga orang paling berpengaruh buat aku saat ini. Dan sekarang, aku bukan hanya ngerasa jadi orang paling menderita di dunia, tapi aku juga ngerasa jadi orang paling bingung di dunia. Emang sih, beberapa masalah yang kemaren sempet bikin aku pusing sedikit demi sedikit udah mulai selesai. Misalnya masalah kasus narkoba itu. Aku udah nyelesaiin tugas aku sebagai saksi di persidangan minggu kemaren, dan katanya hasilnya lumayan bagus sampe-sampe katanya kesaksian aku bisa jadi nilai positif buat Arjuna.
Oh iya, sorry Mbak, aku nggak bisa ngebantuin Romi. Selain tes urinenya yang positif, Romi juga kedapetan nyimpen tiga gram shabu di kantong celananya. Posisinya memang sulit, tapi Mbak yang tabah, ya. Aku yakin semuanya bakal jadi lebih baik nantinya.
Dan soal kerjaan, aku udah cukup lega ada perusahaan yang mau nerima aku kerja. Memang perusahaan kecil, temen adikku yang merekomendasikan aku ke bosnya sampe akhirnya aku diterima. Tapi paling nggak aku punya kegiatan lain yang bisa mengalihkan otak dan pikiranku dari semua masalah-masalah ini, sekaligus aku bisa dapet pemasukan lagi. Jadi, lupain tawaran jadi bintang iklan waktu itu, nggak bakal terwujud jadi kenyataan, percaya deh.
Keadaan Bro juga udah jauh lebih baik. Kabar terakhir yang aku denger dari mamanya, Bro udah bebas dari tabung oksigen. Walaupun masih belum bisa lepas dari kantung infusnya dan masih belum bisa terlalu banyak gerak, tapi Bro udah bisa ngomong dan mau ikut kemoterapi. Aku lega banget ngedengernya.
Tapi mamanya Bro juga ngirim e-mail pribadi buat aku, yang isinya ngasih pendapatnya tentang hubungan aku dan Bro. Menurut beliau, Bro suka sama aku sejak lama dan aku bakal cocok banget sama anaknya. Ini agak membuat aku bingung, Mbak. Soalnya selama ini aku nggak pernah berpikir sejauh itu. Maksudnya, aku dan Bro memang deket. Sangkin deketnya kita bisa curhat apa aja, kapan aja, di mana aja. Tapi gimana pun deketnya kita, aku nggak bisa ngebayangin kalo suatu saat nanti aku dan Bro bisa pacaran. We’re just too… close.
Aku udah ngejelasin masalah ini sama mamanya Bro, aku harap beliau mau ngerti. Tapi aku sadar kalo mulai sekarang cara pandang aku ke Bro nggak bakal bisa sama kayak dulu sebelum pikiran soal pacaran itu disinggung-singgung. Sebenernya aku nggak mau semuanya jadi kayak gini, jadi sekarang aku bingung mesti ngelakuin apa supaya keadaan bisa jadi lebih baik.
Oh, dan Arjuna juga bakal baik-baik aja, paling nggak di e-mailnya dia bilang bakal baik-baik aja. Aku tau Arjuna memang orang baik, walaupun dia bergaul sama orang yang salah. Cuma, masalahnya, ternyata Arjuna menaruh harapan sama aku. Bukannya aku nggak suka sama Arjuna, dia cowok yang baik banget. Tapi aku nggak yakin kalo aku punya perasaan yang sama kayak dia. Atau mungkin aku belum siap buat ngejalin hubungan lagi. Masih banyak masalah yang harus aku selesaiin dulu. Tapi aku nggak tau gimana caranya ngomong ke Arjuna. Aku nggak mau bikin dia kesel, aku nggak mau bikin hubungan kita makin kacau. Jadi gimana? Aku harus gimana, Mbak?
Ada satu masalah lagi, ini ada hubungannya sama Rei.
Dia ngirim e-mail buat aku yang bilang kalo dia mau balik lagi sama aku. Dan lagi-lagi aku bingung.
Aku masih sayang, sayang banget, jauh lebih sayang dari pada sebelumnya. Tapi kayak yang aku bilang tadi, aku masih bingung dan belum bisa mikirin soal pacaran lagi. Walaupun, kalo mau jujur, kalo aku akhirnya harus memutuskan buat ngejalanin hubungan sama cowok lagi, aku bakal tetep milih Rei. Aku cinta banget sama Rei, aku nggak bisa ngebayangin pacaran sama cowok selain Rei. Tapi gimana caranya aku jelasin ini sama Rei sementara aku nggak sanggup ketemu dia atau bahkan ngebalas e-mailnya?
Ya Tuhan, kenapa masalah yang aku hadapin kali ini berat banget? Apa aku bisa ngelewatin semuanya dengan baik? Apa semuanya bisa selesai dengan baik?

You've Got Mail ( 62 )


=============================================================
To        : Arjuna Prama ( Pramas_file@net.com )
From    : Yukina Novemberia ( yuki_nov@net.com )
Re        : I just want to say thanks.
=============================================================
Hai! It’s very nice to read e-mail from you.
Lo bener, gua nggak bakal bisa ngelupain lo gitu aja, bukan hanya gara-gara kasus yang lagi kita hadapin, tapi gara-gara dari awal gua emang udah nge-fans sama lo, inget kan?
Kalo soal sidang waktu itu, gua rasa lo nggak perlu sebegitu berterima kasih banget sama gua, soalnya gua sendiri nggak ngerasa udah ngelakuin sesuatu yang berarti buat lo. Gua hanya ngomong apa yang sebenernya dan apa yang gua tau, nggak kurang dan nggak lebih. Kalo emang ternyata kesaksian gua bener-bener bisa meringankan tuntutan lo, itu hanya ngebuktiin ke gua kalo sebenernya lo emang orang baik. Gua yakin lo sebenernya nggak ada hubungannya sama obat-obatan terlarang itu, lo hanya ada di tempat dan waktu yang salah, kayak gua.
Oh iya, ada satu hal lagi yang mau gua omongin sama lo. Soal hubungan kita. Lo inget kan kalo kita baru aja kenalan, masih banyak yang lo belum tau tentang gua, dan gua juga nggak tau banyak soal lo. Lo bahkan nggak tau kalo gua pernah deket banget sama satu cowok. Dia berarti banget buat gua, tapi kita baru aja putus gara-gara masalah yang nggak jelas. Dan… gua nggak yakin kalo gua udah bisa ngelupain dia dan bisa ngejalin hubungan sama cowok lain. Jujur aja, he meant too much for me. Sangkin berartinya, gua sendiri jadi bingung waktu dia ngajak gua balik lagi. Well, kayaknya gua nggak perlu ngejelasin apa-apa lagi ke lo tentang jawaban gua yang satu ini: I’m not ready for another relationship.
Sorry…
Tapi lo harus percaya kalo gua seneng banget kita bisa akrab, as a friend, of course. Buat gua, persahabatan jauh lebih penting sekarang.
Hope you’ll understand.

You've Got Mail ( 61 )


==============================================================
To        : Reinaldy Pratama ( rei-prata@net.com )
From    : Yukina Novemberia ( yuki_nov@net.com )
Re        : Sayang…
==============================================================
Rei…
Aku harus jujur sama kamu kalo sebenernya aku nggak tau harus bersikap kayak gimana. Hubungan kita… malah bikin aku bingung. Aku sadar udah ngelakuin banyak kesalahan sama kamu, malah mungkin kesalahanku jauh lebih banyak dari pada yang kamu bikin. Tapi soal hubungan kita yang sempet nggak enak… aku nggak tau.
Bukan berarti aku nggak perhatian lagi sama kamu. Buat aku kamu tetep seseorang yang special banget buat aku, tapi… dengan semua masalah yang harus aku hadapin sekarang… dengan semua situasi yang ada di depan mataku saat ini…
Rei, please… sekarang bukan waktu yang tepat buat ngomongin soal hubungan kita, soalnya aku masih belum bisa mutusin apa-apa. Kasih aku waktu buat mikir, buat nenangin diri, buat bisa mutusin yang terbaik. Oke?
Sorry.

You've Got Mail ( 59 )


==============================================================
To        : Yukina Novemberia ( yuki_nov@net.com )
From    : Arjuna Prama ( Pramas_file@net.com )
Subject : I just want to say thanks.
==============================================================
Halo Yuki, gua yakin lo masih inget sama gua, kan? Well, kita kan baru aja ketemu di pengadilan lusa kemaren dan gara-gara kasus ini gua yakin lo nggak bakal bisa lupa sama gua.
Yah, gua sekalian mau minta maaf sama lo. Gua yakin lo juga tau kalo lingkungan di dunia artis kayak yang gua jalanin ini emang banyak isu-isu tentang narkoba, dan nggak bakal gua sangkal kalo ada beberapa temen gua yang emang pake obat-obatan kayak gitu. Tapi gua sendiri nggak pernah pake obat-obatan itu, dan dari hati gua yang paling dalam, gua minta maaf karena tanpa sengaja gua udah bikin lo terlibat. Gua sama sekali nggak bermaksud kayak gitu.
Dan gua juga sekalian mau bilang makasi buat kedatangan dan kesaksian lo kemaren. Mungkin lo nggak sadar, tapi kesaksian lo itu bener-bener bisa jadi nilai tambah yang bagus buat pembebasan gua, selain hasil tes urine gua yang negative.
Gua juga berharap moga-moga hubungan kita nggak berubah jadi nggak enak gara-gara masalah ini, karena dari awal gua emang udah seneng banget bisa kenalan sama lo. You are the most special girl i’ve ever meet, dan gua nggak mau hubungan kita selesai hanya sampai di sini doang. Gua hanya minta waktu sampe kasus ini selesai dan nama baik kita berdua pulih lagi, baru kita bicarain lagi tentang hubungan kita. Lo mau, kan?
Oh iya, gua juga mau minta maaf tentang wartawan yang mojokin lo. Gua denger beritanya dari asisten gua dan gua yakin lo pasti belum biasa ngadepin mereka. Tapi kayaknya lo harus mulai terbiasa ngadepin kamera, soalnya kalo hubungan kita bisa dilanjutin, gua mau semua orang di seluruh dunia dan juga semua wartawan itu tau seberapa istimewanya lo buat gua.

Arjuna

You've Got Mail ( 58 )


==============================================================
To        : Yukina Novemberia ( yuki_nov@net.com )
From    : Reinaldy Pratama ( rei-prata@net.com )
Subject : Sayang…
==============================================================
Yuki… honey…
Aku minta maaf baru bisa ngasih kabar ke kamu sekarang, soalnya jujur aja, aku kira kamu sama sekali nggak peduli lagi sama aku. Tapi aku udah tau soal masalah yang menimpa kamu: soal kasus narkoba itu, soal kecelakaan Brahma, soal pemecatan kamu dan bahkan soal cowok yang namanya Arjuna.
Yuki, aku nggak peduli dan nggak mau tau soal cowok yang namanya Arjuna itu, soalnya aku tau kamu pasti nggak ada hubungan apa-apa sama dia. Tapi aku pengen tau gimana perasaan kamu sekarang? Sekarang aku sadar kalo aku udah salah sangka soal sikap kamu yang cuek kemaren dan sekarang aku juga bersedia buat jadi tempat bersandar kamu kayak dulu lagi.
Aku sadar selama ini aku udah banyak bikin kesalahan. Aku udah terlalu cuek, aku udah ngelupain kamu tanpa aku sendiri sadar. Tapi sayang, sekarang aku berani janji dan bahkan bersumpah, kalo aku nggak bakal bikin kamu kecewa lagi. Aku sayang sama kamu, Yuki. Aku cinta sama kamu. Aku butuh kamu.
Baru beberapa hari kemaren aku kira aku udah kehilangan kamu buat selamanya dan selama beberapa hari itu aku ngerasain penderitaan paling parah seumur hidup aku. Tapi kali ini aku nggak akan ngulangin kesalahan itu lagi. Aku nggak akan ngebiarin kamu pergi lagi dari genggaman aku, Yuki. Aku bakal berusaha sekuat tenaga buat mempertahankan kamu di sisi aku, nggak akan aku biarin kamu hilang dari sisi aku lagi.
Aku hanya minta kamu tunggu aku sebentar lagi, Ki. Aku bakal buru-buru selesaiin kerjaan aku di sini supaya bisa balik lagi nemenin kamu menghadapi semua masalah kamu lagi. Kali ini aku nggak akan ninggalin kamu lagi, aku janji.
Jadi, tunggu aku, ya.

Rei

You've Got Mail ( 57 )


==============================================================
To        : Yukina Novemberia ( yuki_nov@net.com )
From    : Brahmana Putra ( brahmaramayana@net.com )
Sub      : Buat Yuki lagi
==============================================================
Halo Yuki sayang, ini Tante. Kali ini Tante ngirim e-mail bukan atas nama Brahma, tapi atas nama diri Tante sendiri. Tapi tenang aja, Tante nggak punya maksud apa-apa selain mau ngobrol sama kamu.
Waktu udah baca semua e-mail kamu buat Brahma, Tante ngerasa semakin akrab sama kamu. Tante makin sadar kalau ternyata hubungan kamu sama Brahma udah bener-bener deket. Bahkan sangkin deketnya kalian udah saling terbuka banget satu sama lain. Kamu nggak sungkan lagi curhat semua perasaan kamu dan begitu juga dengan Brahma terhadap kamu.
Yah… sebenernya Tante nggak perlu ngerasa aneh tentang itu, kalian berdua memang udah bersahabat semenjak kalian sama-sama masih SMA dan itu udah lebih dari sepuluh taun yang lalu. Tapi Yuki, jujur aja, Tante nggak ngira kalo kalian bisa sedeket ini. Selama dua puluh lima taun Tante ngurus Brahma, Tante nggak nyangka kalo dia bisa sedeket ini sama seorang cewek, apa lagi cewek itu bukan pacarnya. Kamu tau sendiri lah, Ki, Brahma itu bukan tipe orang yang gampang terbuka dan berdebat sama orang lain, sampe Tante sempet mikir apa keputusannya buat ngambil jurusan psikolog adalah hal yang tepat atau nggak.
Tapi waktu Tante baca e-mail Brahma buat kamu, Tante jadi ngerasa nemuin sisi seorang Brahma_anak Tante_yang baru. Itu hal baru yang cukup mengejutkan tapi juga sekaligus menyenangkan buat Tante.
Dan itu juga menyadarkan Tante tentang satu hal lagi.
Tante tau kalo Yuki sempet punya pacar, walaupun sekarang bukan berstatus pacar kamu lagi. Tapi Tante ngomongin ini tanpa bermaksud apa-apa, loh. Tante cuma pengen tukar pendapat sama kamu, dan kalo kamu mau mengomentarin, Tante bakal seneng banget kalo ternyata komentar kamu bisa berdasarkan pemikiran logis yang nggak terlalu dipenuhin rasa nggak enak sama Tante.
Yuki, Tante pikir arti kamu di mata Brahma bukan hanya sebagai sahabat aja, deh. Brahma nggak akan sepanik itu kalo kamu nggak berarti sangat special buat dia. Brahma nggak akan secerewet dan seperhatian itu sama cewek kalo dia nggak ngerasa kamu special. Brahma juga nggak akan mau terus jadi sahabat kamu, ngebalas semua e-mail kamu dan bahkan ngasih saran-saran buat kamu kalo ternyata kamu nggak berarti apa-apa buat dia.
Tapi mungkin Brahma nggak punya cukup nyali buat ngomong sama kamu tentang perasaannya yang sebenernya. Apa lagi Brahma tau kalo kemarin kamu masih ngejalin hubungan sama mantan pacar kamu itu.
Tapi sekali lagi Tante tegasin, Tante nggak bermaksud buat jadi perantara Brahma. Malah Tante berharap Brahma nggak pernah tau kalo Tante pernah ngirim e-mail ini buat kamu. Soalnya Tante hanya mau kamu tau gimana pendapat Tante soal hubungan kamu sama Brahma. Tante sama sekali nggak keberatan soal persahabatan kalian. Malah kalau pun akhirnya kalian sadar tentang perasaan kalian yang sebenernya, Tante juga sama sekali nggak keberatan.
Apa lagi kalo Tante ngeliat gimana pesatnya perkembangan kesembuhan Brahma semenjak rutinitas ngebaca e-mail dari kamu dimulai, Tante semakin yakin kalo kamu itu bener-bener gadis special di mata Brahma.
Tapi, gimana pun juga, semua ini menyangkut hubungan kalian berdua. Walaupun Tante adalah mamanya Brahma, Tante tetep nggak punya hak buat ngatur jalan hubungan kalian. Toh, walaupun kalian memang nggak berjodoh, Tante tetep bakal anggap Yuki seperti anak Tante sendiri.
Oh iya, Tante juga mau ngucapin banyak terima kasih karena Yuki udah mau ngebantu kesembuhan Brahma, anak Tante satu-satunya. Kamu juga harus tetep semangat, yah. Jangan menyerah, Yuki! Tante yakin kamu bisa menghadapi semua masalah-masalah kamu dengan baik. Soalnya, kamu gadis yang baik dan orang baik pasti disayang dan selalu dibantu Tuhan.
God Bless You.

You've Got Mail ( 56 )


==============================================================
To        : Yukina Novemberia ( yuki_nov@net.com )
From    : Brahmana Putra ( brahmaramayana@net.com )
Re        : Halo lagi!
==============================================================
Hai Yuki, it’s me, your Bro.
Lo harus tau kalo gua nggak pernah nyalahin lo atas semua yang kejadian sama diri gua, dan gua juga nggak mau ngedenger lo nyalahin diri lo sendiri. Gua kenal sama lo, sobatan sama lo, pergi ke Amerika dan juga harus ngalamin kecelakaan yang mengerikan itu karena memang udah takdir, bukan gara-gara lo. So, stop blamed your self, okay?
Lagian, gua baik-baik aja kok, kecelakaan kayak gitu nggak ada apa-apanya buat gua. Hanya patah kaki dan sedikit operasi. Gua masih bisa menanggung luka yang lebih nyakitin dari pada ini. I’m a man, remember? I have to be strong.
Justru lo yang gua khawatirin sebenernya. Lo baik-baik aja, kan? Gua tau, pasti sulit ngelewatin semua masalah-masalah lo, apa lagi tanpa ada orang yang mau ngedukung lo. Buat itu gua minta maaf karena udah ngebiarin lo bertanya-tanya tentang kabar gua selama ini. Tapi gua yakin lo tau apa alasan gua, jadi gua nggak perlu susah-susah ngejelasin buat lo lagi, kan?
Tapi sekarang gua udah ada buat lo lagi. Walaupun gua masih belum bisa baca dan balas e-mail lo langsung dan akhirnya nyokap gua harus ngebacain e-mail lo dan ngetik kata-kata yang gua omongin sambil bisik-bisik, paling nggak nyokap gua nggak keberatan dan gua pun ngerasa punya semangat hidup lagi. Pokoknya jangan sungkan buat tetep curhat sama gua, ya.
Tentang pengadilan dan soal putusnya lo sama Rei, gua nggak bisa ngasih terlalu banyak komentar, soalnya gua nggak mau bilang: “I’ve told you so before, but you won’t heard!” Gua tau, ini bukan waktu yang tepat buat ngebanggain diri di depan lo. Yang lebih penting gua lakuin adalah ngasih support, ya kan? Relax girl, I’ll do that just for you.
Dan jangan terlalu maksa diri lo sendiri buat nyari duit gara-gara lo mau jenguk gua di sini. Kayak yang gua bilang tadi, gua baik-baik aja. Oke?!

Bro