Lagi-lagi saya ingin berbagi
review film yang baru saja saya tonton. Lucunya, review film ketiga yang saya
tulis lagi-lagi ber-genre war-action. Eits, ini benar-benar tidak disengaja,
loh. Tapi ketidaksengajaan ini sedikit memberi gambaran genre film apa yang
saya suka dan mungkin akan saya bahas lagi di kemudian hari. Yah, asalkan
review yang saya tulis bisa membantu kalian memilih atau bahkan memahami film
ini, semua itu tidak jadi masalah, iya kan?
Kali ini saya akan membahas film
yang berjudul ‘Battleship’. Mengisahkan perjuangan seorang pria di usia matang
yang masih hidup menumpang di rumah sang kakak yang adalah seorang anggota marinir
US Navy. Selama hidupnya, tidak ada hal baik yang telah dia lakukan kecuali
mengacaukan hidupnya sendiri. Sang kakak yang sudah mulai kehilangan kesabaran
memutuskan untuk memasukkan sang adik menjadi anggota marinir juga.
Dan ternyata itu adalah keputusan
yang tepat. Setelah menjadi marinir, sang adik mulai bisa mengatur hidupnya
dengan baik. Walaupun sifat kekanakan, temperamental dan gegabahnya masih
sering membuatnya terlibat masalah, paling tidak dia sudah mulai memikirkan
masa depan dengan berkeinginan menikahi kekasihnya yang juga merupakan anak
komandannya sendiri. Tapi ternyata keinginannya itu harus tertunda karena dia mengikuti
pelatihan internasional di laut lepas selama beberapa waktu.
Di tengah pelatihan itulah
sesuatu yang tidak biasa terjadi. Lima pesawat luar angkasa asing datang ke
bumi. Salah satu pesawat itu terpisah dari formasi dan menghancurkan Hongkong,
sedangkan empat pesawat lainnya jatuh di samudra tak jauh dari tempat pelatihan
itu dilaksanakan. Parahnya lagi, ke empat pesawat asing itu membentuk sebuah
kubah besar yang mengurung ketiga kapal pelatihan dan memisahkan mereka dengan
kapal induk. Belum lagi kelihatannya keempat pesawat luar angkasa itu memiliki berkeinginan
menyerang manusia di bumi dengan persenjataan super canggih yang nyaris tidak
mungkin bisa dikalahkan.
Jadi bagaimana cara para tentara
marinir US Navy mengalahkan musuh dari planet lain yang mengancam keselamatan
bumi dan umat manusia itu? Dan apakah tujuan para alien itu datang ke bumi?
Sepertinya US Navy Amerika sedang
gencar-gencarnya mempromosikan dan memamerkan kecanggihan para tentaranya
kepada dunia melalui media perfilman; itu adalah tanggapan pertama saya setelah
selesai menonton film ini. Bagaimana tidak? Film ini memang memperlihatkan
begitu banyak senjata canggih milik US Navy yang semuanya terlihat keren,
tangguh dan tak terkalahkan. Belum lagi kekompakan dan taktik luar biasa yang
dimiliki para tentaranya. Tapi khusus di film ini, saya angkat topi dan mengagumi taktik perang
tokoh utamanya yang mengejutkan tapi efektif, nyaris seperti perwujudan ‘Art of
War’ yang luar biasa.
Tapi saya tetap menemukan misi
yang sama dari kedua film ini, yaitu untuk meningkatkan nasionalisme
masyarakatnya. Perwujudan misi ini dapat dilihat dengan jelas pada ending film,
di mana pasukan Amerika akan selalu menang, tidak peduli bagaimana caranya,
siapa musuhnya dan dari mana asalnya. Makhluk dari luar angkasa mana pun,
dengan senjata secanggih apa pun akan bisa mereka kalahkan. Aspek ini, sekali
lagi saya tekankan, sama sekali bukan hal yang salah. Bagaimanapun, ending
seperti ini akan memberikan pesan yang bagus ( kepada siapa saja, tidak hanya
untuk orang Amerika saja ) bahwa semua hambatan akan dapat dilalui jika kita
tetap mau berusaha dan pantang menyerah.
Selain itu ada begitu banyak
aspek lain yang cukup layak diacungi jempol. Salah satunya adalah karakter
tokoh yang cukup kuat dan pengembangan konflik yang cukup mulus. Dialog-dialog
kocak yang menghiasi juga cukup menyegarkan, membuat para penonton tertawa
walaupun sering kali tidak berpengaruh pada tema cerita. Desain alien dan detailnya
juga keren banget. Walaupun sangat berbeda dengan alien yang selama ini kita
kenal; yang dilengkapi wajah buruk rupa, dipenuhi tentakel dan liur aneh di
sekujur tubuh; dan walaupun sedikit banyak mengingatkan kita kepada film alien
robot yang bisa berubah bentuk menjadi berbagai kendaraan itu; tapi paling
tidak segala detail dan kecanggihannya akan membuat kita tercengang dan
memaklumi semuanya.
Tapi sayangnya terdapat beberapa
keganjalan yang cukup menimbulkan tanda tanya.
Pertama, kisah tokoh utama yang
merupakan sepasang kekasih seolah berjalan secara terpisah. Mereka menjalani
konflik mereka masing-masing, dengan tokoh-tokoh yang berbeda dan penyelesaian
yang sedikit dipaksakan. Kisah sang gadis seolah dibuat untuk menghadirkan
ending yang tidak menggantung dan menghindari kesan yang terlalu penuh
kebetulan atau ketidak-sengajaan.
Kedua, latar belakang kedatangan pasukan
alien itu tidak dijelaskan dengan terlalu rinci. Para penonton hanya diberi
detail-detail kecil tanpa penjelasan sehingga harus menerka-nerkanya sendiri. Mungkin
hal ini sengaja dilakukan untuk memberi kesan misterius, tapi sayangnya bagi
saya kesan misterius itu tertutup dengan kebingungan.
Ketiga, film ini menyajikan alur
yang cepat, malah kadang terlalu cepat dengan dialog serba singkat dan joke-joke pendek yang banyak. Kombinasi ini
bisa menjadi batu sandungan yang cukup menakutkan. Jika sedikit saja berkedip,
kita akan kehilangan beberapa moment. Belum lagi ada begitu banyak istilah
militer yang tidak mudah dimengerti, terutama untuk para penonton wanita. Saya sendiri
cukup terbantu oleh partner nonton saya yang punya pengetahuan cukup mengenai
militer. Tapi bagaimana nasib para penonton yang sama sekali buta masalah ini?
Yah, bersiap-siap saja kebingungan.
Biasanya, untuk mensiasati
masalah ini, para wanita akan menghibur diri dengan memandangi tokoh utama
prianya yang ganteng. Tapi khusus untuk film ini, ada sang penyanyi terkenal,
Rihanna, yang bisa menjadi tokoh pemanis sekaligus penarik minat para penonton.
Nah, berniat menonton film ini
juga? Khusus untuk teman-teman wanita, saya sarankan untuk mengajak teman pria
yang bisa ditanyai kalau mau menonton film ini.
So, selamat menonton… (^_^)
190412 ~ Black Rabbit ~