Ny. Lars – Part 25 -


Black Rabbit
" NY. LARS "
- Part 25 -

 
… Episode sebelumnya …
Jenny menceritakan kepada Louise tentang apa yang diketahui dan ditemukannya mengenai Cherry dan apa yang disimpulkan Louise nyaris membuatnya jantungan. Louise menebak bahwa Cherry adalah seorang lesbian, dan wanita tomboy yang dilihat Jenny adalah pacarnya. Jenny menolak untuk percaya kesimpulan Louise itu. Tapi kalau memang benar, bagaimana nasib Lars? …

 
Dua sejoli sedang asik berduaan, Kevin dan Jenny. Mereka sedang duduk diatas sofa besar di bioskop mini milik ibu Jenny, menonton aksi kocak Steven Chow di film terbarunya. Seharusnya film itu bisa membuat syaraf tertawa setiap orang bergetar dan mengirimkan sinyal ke otak agar tertawa, tapi tidak dengan Jenny. Film sudah diputar setengah jalan, tapi hanya Kevin yang tertawa terpingkal-pingkal, sementara Jenny hanya diam.
" Kev, gua mau ngomong sama lo. "
" Ha…ha…ha… Kenapa, Jen? "
" Gua mau ngomong. " Ulang Jenny.
" Entar aja deh, sayang. Filmnya lagi seru, nih. Ha…ha…ha… "
" Tapi gua mau ngomong! Penting! "
Akhirnya Jenny mengeluarkan seluruh tenaganya untuk berteriak melebihi volume suara yang dikeluarkan speaker home teater itu, sekaligus sedikit kesal karena Kevin memanggilnya dengan sebutan 'sayang'. Dia belum bisa terbiasa mendengar Kevin memanggilnya dengan sebutan seperti itu. Kevin pun akhirnya berhenti tertawa, lalu meraih remote dan menekan tombol pause. Film berhenti, bioskop mini itu mendadak sepi, dan Kevin memandang Jenny dengan tenang.
" Kenapa sayang? Mau minta di kiss? "
Setelah ciuman menggelitik dan ciuman diatas tempat tidur beberapa waktu yang lalu Kevin semakin sering menciumnya. Jenny selalu merasa berdebar setiap menerima ciuman itu. Tapi semakin lama ciuman Kevin mendadak kehilangan 'rasa' dan bukan sesuatu yang mendebarkan lagi. Mungkin semakin mengenal sosok Kevin yang blak-blakan, yang selalu tertawa dan yang jahil, dia malah tidak menemukan 'kemisteriusan' yang membuatnya 'gereget'. Dan pelan-pelan hasratnya hilang entah kemana.
Tapi saat ini Jenny sedang tidak ingin membicarakan 'kehilangan hasrat' yang dialaminya, melainkan masalah serius lain yang membuatnya berpikir keras beberapa hari belakangan ini. Masalah ini, jujur saja, membangkitkan perasaan Jenny kepada Lars, membuatnya berdebar lagi setiap memikirkan Lars. Ini masalah Cherry. Cherry yang menderita kelainan atau Cherry yang menjadi foto model majalah porno. Entah mana diantara keduanya yang benar, tapi yang jelas keduanya tidak akan menyenangkan untuk Lars. Paling tidak, tidak akan menyenangkan untuk Jenny.
Kevin sudah mulai mencondongkan tubuhnya ke arah Jenny dan meraih bibir Jenny untuk menciumnya, buru-buru Jenny mendorong Kevin menjauh.
" Bukan itu! " Teriak Jenny.
Kevin berhenti bergerak. " Jadi apaan? "
" Masalah Cherry. "
" Itu sih nggak perlu diomongin. " Kevin kembali menatap layar bioskop dan menekan tombol pause lagi. Steven Chow kembali beraksi.
" Tapi gua tau masa lalu Cherry yang lo tutupin itu! " Jenny berteriak lagi mengalahkan volume speaker. Steven Chow mendadak berhenti beraksi, tombol pause sudah ditekan lagi. Kini Kevin menatap Jenny dengan serius.
" Emangnya apa? "
Jenny menjadi sedikit takut melihat tampang serius Kevin itu. Dia takut kalau ternyata apa yang dia tahu mengenai Cherry bukanlah masa lalu yang ditutupi Kevin.
" Ng… Cewek yang gua kira Cherry waktu itu emang beneran Cherry, kan? Gua kemarin ke villa bokap gua, disana gua ketemu Cherry yang lagi berpose hampir telanjang buat dilukis bokap gua. Dan dia nggak sendiri, dia sama cewek yang kita liat waktu itu. "
Jenny berhenti sebentar. Melihat raut wajah Kevin yang pucat dan tindakan diamnya selama mendengarkan penjelasan Jenny, semua itu membuat Jenny semakin yakin kalau kecurigaannya benar.
" Gua juga liat foto-foto vulgar Cherry sama cewek itu di kamar bokap gua. Kata bokap gua, foto-foto itu mau dijadiin lukisan. " Lanjut Jenny. Kevin masih diam, juga saat Jenny bertanya lagi: " Kev, ngomong dong! Itu kan masa lalu Cherry yang lo tutupin? Iya, kan? Sebenernya Cherry kenapa? "
Kevin masih diam.
" Jangan bilang kalo Cherry foto model majalah porno. " Lanjut Jenny dengan nekat.
Kevin mendongak kaget memandang Jenny lalu akhirnya berkata juga setelah menghela napas panjang. " Bukan, dia lesbian. "
Akhirnya terungkap juga, ternyata Cherry memang abnormal. Sesuatu yang mengejutkan memang, tapi paling tidak Jenny sedikit lega karena rasa penasarannya sudah terpuaskan.
" Gua kenal dia setahun yang lalu, waktu itu gua masih kuliah di Amerika. Gua ketemu dia di party, gara-gara sama-sama dari Indonesia. Kita akrab. " Kevin mulai bercerita sambil menatap remote control yang dipegangnya sedari tadi. " Lama-lama kita makin deket dan akhirnya saling jatuh cinta. Eh, tepatnya gua yang jatuh cinta sama dia. "
" Cherry emang cantik banget, nggak heran kalo banyak cowok yang jatuh cinta sama dia. Iya, kan? " Jenny menimpali dan Kevin mengangguk setuju.
" Kiri-kira tiga bulan kita jalan bareng, but for that long time we never done some sex activities. Sama kayak Lars kini, gua sama Cherry cuma nonton. Gua malah cuma nyium dia tiga kali. Awalnya gua kira Cherry emang tipe cewek yang nggak gampang ditaklukin, tapi ternyata bukan. " Kevin mengalihkan pandangannya. Menghela napas, lalu berkata lagi. Kali ini kelihatan lebih berat dari pada sebelumnya.
" Gua pergi ke apartemennya buat ngasih surprise, gua udah bawa bunga mawar segala. Tapi yang ada malah gua yang dapet kejutan. Gua ngeliat dia di dalam apartemennya, make love, bukan sama cowok lain, tapi sama cewek. Cewek yang kita liat kemarin. "
Jenny kaget setengah mati. Dia menutup mulut dengan kedua tangannya sambil tidak melepas pandangannya dari Kevin yang bertampang 'sangat sakit'.
" Besoknya, Cherry nyari gua buat ngejelasin semuanya. Dia ngaku lesbian, dia bilang dia mau sembuh mangkanya dia jadian sama gua. Tapi waktu cewek itu datang lagi, dia goyah lagi. Akhirnya kita putus. Kita janji kalo kita nggak kenal satu sama lain, kita nggak pernah pacaran, kita nggak tau apa-apa soal satu sama lain. "
" Jadi itu alasannya kenapa lo nggak mau cerita sama gua? "
Kevin mengangguk. " Oh, cewek itu namanya Tommy. Putri tertua dari Hendrawan Surya Pratama. "
Jenny ingat nama itu dari majalah bisnis langganan Lars. Hendrawan Surya Pratama, seorang pengusaha terkenal, pemilik setengah saham di salah satu stasiun televisi terbesar di Indonesia, pemilik lima hotel berbintang lima di Indonesia, orang yang duduk di peringkat ke lima di jajaran sepuluh peringkat pengusaha terkaya di Indonesia. Intinya, Tommy itu anak orang kaya.
" Lars pasti bakal shock banget. "
" Pasti. " Kevin mengangguk.
" Gua tau Lars sayang banget sama Cherry. Kalo tau Cherry ternyata lesbian, dia pasti patah hati berat. Walau gimana pun, Lars tetep bos gua, temen gua, gua nggak mau ngeliat dia sedih. Lo kan sahabatnya, lo pasti juga nggak mau ngeliat Lars sedih kan, Kev? "
Kevin mengangguk lagi. " Mangkanya, kita harus bantuin Lars. "
" Caranya? "
Jenny dan Kevin berembuk berjam-jam di dalam bioskop mini itu, melupakan film Steven Chow yang di pause sepanjang mereka berdiskusi. Steven Chow tetap pada posisinya yang aneh.

 
...Bersambung...