Kelinci Pembenci Wortel


Ada seekor kelinci, seluruh bulu yang menutupi badannya berwarna hitam sedangkan matanya yang bulat kecil cemerlang berwarna coklat. Kelinci ini begitu lincah, suka melompat ke sana kemari dan selalu mengendus semua hal yang ada di hadapannya dengan penuh ingin tahu. Tapi kadang kala kelinci itu juga bisa duduk termenung menatap jendela atau di pojok kandangnya tanpa melakukan apa-apa, seperti melamun.
Tapi yah, bagaimana pun kelinci itu tetap menarik hati. Semua orang akan tertarik untuk mengenalnya lebih dekat lagi, walaupun hanya untuk sekedar mengelus kepalanya, menarik telinganya yang panjang ataupun hanya mengacak-acak bulunya yang cukup lembut itu.
Memang begitulah kelinci hitam itu.
Hanya saja, ada satu hal yang cukup membingungkanku. Sebenarnya bukan sesuatu yang serius, tapi kalau mengingat bahwa sesuatu itu sangat di luar kebiasaan, lama-lama kebingunganku berubah menjadi kekhawatiran. Pasalnya, kelinci hitam itu tidak menyukai wortel.
Makanan utama kelinci adalah wortel, itu sudah menjadi rahasia umum, bahkan anak balita pun tahu tentang itu. Tapi tidak banyak yang tahu bahwa ada seekor kelinci yang tidak menyukai wortel, bahkan kelihatannya kelinci itu membenci wortel.
Sayuran lain seperti kangkung, kol, sawi atau bahkan buah-buahan seperti apel, jeruk dan bahkan pear dan melon sangat disukainya, tapi wortel? Dia akan langsung memuntahkan semua makanan yang mengandung wortel di dalamnya.
Aku tidak berhasil menemukan alasannya, aku juga tidak menemukan jawaban yang memuaskan saat bertanya kepada salah seorang dokter hewan kenalanku, jadi aku hanya dapat menyimpulkan bahwa tingkah laku abnormal yang dialami kelinci hitam itu dikarenakan dampak traumatis antara si kelinci dan wortel. Mungkin sewaktu kecil dulu kelinci itu pernah di cekoki wortel dengan jumlah yang terlalu banyak sehingga membuatnya muntah hingga nyaris sekarat. Atau mungkin kelinci itu pernah dipukuli orang karena mencoba mencuri sebuah wortel untuk makan. Ironisnya, kelinci itu dipukuli dengan wortel yang tadi hampir saja dia curi. Begitu banyak kemungkinan yang bisa terjadi, kita hanya bisa menebak-nebak, soalnya siapa yang bisa tahu apa yang terjadi sebenarnya, iya kan?
Kalau direnungkan, ternyata ada juga seseorang_dan bahkan kelinci_yang sangat tidak menyukai sesuatu yang seharusnya disukainya. Benar, kan? Sudah seharusnya kelinci menyukai wortel, kan? Sebagian besar kelinci pasti menyukai wortel, tapi kelinci ini tidak.
Mungkin kelinci ini tidak menyukai kebiasaan-kebiasaan itu. Dia menginginkan sesuatu yang berbeda, yang tidak biasa tapi bisa mencerminkan bagaimana sosoknya yang sebenarnya. Toh pada kenyataannya tanpa wortel pun dia masih bisa menjalani hidup, entah itu adalah hidup yang jauh lebih baik atau pun tidak.
Memang kadang kebiasaan bisa sangat menjemukan, apa lagi jika kita melakukannya hanya agar dapat diterima orang lain. Karena kebiasaan lama kelamaan dapat berubah menjadi tolak ukur bagi orang lain untuk dapat mengukur seberapa jauh seseorang dapat berbaur dan di terima masyarakat. Kebiasaan bisa menjelma menjadi hukum, mengikat dan mempengaruhi cara pandang orang lain. Padahal tanpa kebiasaan itu pun kehidupan akan tetap berjalan.
Contohnya: kenapa kita harus menjabat tangan orang lain dengan menggunakan tangan kanan? Padahal tidak ada satu pun peraturan yang mengatakan bahwa kita harus berjabat tangan dengan tangan kanan kalau tidak kita akan terkena hukuman penjara selama beberapa lama atau harus membayar sejumlah uang sebagai biaya sanksi. Dan juga tidak ada satu peraturan pun yang mengatakan bahwa tangan kanan mempunyai status kesopanan yang lebih tinggi dari pada tangan kiri. Bukankah di saat-saat tertentu_misalnya saat tangan kanan kita sedang dalam keadaan kotor_kita sering kali lebih memilih menggunakan tangan kiri untuk berjabat tangan? Dan ketika kejadian itu terjadi, tidak akan ada orang yang tersinggung atau bahkan di jebloskan ke dalam penjara karena arti, maksud dan tujuannya tetap saja sama.
Itu_lagi-lagi_karena kebiasaan.
Jadi tidak heran kalau kelinci itu membenci wortel, karena lama kelamaan aku juga akan membencinya. Bukan membenci wortel sih, mungkin lebih membenci kebiasaan itu. Yang dapat membuat seseorang terkekang tanpa alasan yang jelas dan cukup logis untuk bisa dipahami. Pada zaman seperti sekarang, dimana demoktrasi di junjung tinggi, dimana kemerdekaan merupakan hak azasi yang tak lagi takut diperjuangkan dan dimana kebebasan mengemukakan pendapat tak lagi pandang bulu dan situasi, menyajikan sesuatu yang tidak cukup logis dan tidak memiliki tolak ukur yang jelas akan dapat dipatahkan dengan mudah oleh pandangan hidup yang lain.
Zaman yang makin modern dimana teknologi tinggi tersebar luas dengan bebas dapat meningkatkan cara pandang masyarakat menjadi lebih luas dan kritis. Sehingga jangan heran jika banyak orang tua yang menggeleng-gelengkan kepala dan mengurutkan dada dengan miris saat melihat pemberontakan anak-anak dari kebiasaan yang sudah mereka tumbuhkan sedari mereka kecil. Kebiasaan lama akan berevolusi dengan situasi saat ini untuk dapat diterima dan berubah menjadi kebiasaan baru yang 'in' pada zamannya, sekarang.
Bandingkan saja, seekor kelinci hitam pun bisa membenci wortel yang merupakan makanan kebiasaan kaumnya, apa lagi manusia?

 
011209 ~ Black Rabbit ~