Kartini ( Hanya Milik ) Ku


Hari ini adalah hari Kartini dan aku sedang menatap seorang Kartini yang membuatku terkagum-kagum sampai tidak bisa berkata apa-apa selain menggelengkan kepala.
Semangatnya masih sama seperti dulu, memperjuangkan hak-haknya sebagai seorang wanita yang ingin dihormati dan dihargai, dicintai dan disayangi. Perbuatannya masih sama, dimana untuk membuktikan dirinya, dia harus berjuang sekuat tenaga untuk melawan penjajahan kaum lelaki yang superior atau bahkan melawan sesama wanita yang sama sekali tidak mengerti bagaimana caranya saling mendukung.
Tapi Kartini ini tidak lagi mengenakan kebaya sederhana dan sanggul dikepala. Sekarang beliau sudah mengenakan celana jeans, dengan rambut yang dicat kecoklatan dan sudah sangat terlatih menggunakan teknologi secanggih handphone atau bahkan laptop.
Wajahnya lembut di tengah sifatnya yang keras tapi penuh keibuan. Nalurinya untuk melindungi dan menjaga selalu membuatku terharu walau kadang malah terasa begitu mengganggu dan terkesan kuno. Tapi ternyata semua itu berdasarkan perasaan cinta yang sangat mendalam. Perasaan cinta yang membuatnya rela melakukan apa pun dengan sepenuh jiwa. Kartini ini bahkan rela banting tulang, melawan rasa sakitnya sendiri, menentang keinginan pribadinya, mengacuhkan pendapat orang lain. Semua itu hanyalah demi mereka yang kadang kala malah berteriak kepadanya, malah mengacuhkannya, malah menganggapnya remeh atau malah dengan tidak perduli membuatnya khawatir setengah mati.
Tapi dia melakukannya dengan senyum tulus. Bahkan beliau rela menahan tetesan air matanya yang hampir saja tidak bisa dibendungnya lagi agar mereka tidak perlu melihat air mata itu dan menjadi khawatir, tidak perduli jika itu adalah air mata kesedihan ataupun air mata kebahagiaan.
Karena Kartini ini adalah Bundaku, yang berjuang demi kami, anak-anaknya.
Aku buru-buru mengusap air mata yang tahu-tahu sudah ada di pipiku, agar Kartini ini tidak melihat air mata itu dan mengira aku sedang bersedih. Aku malah sedang sangat bergembira karena diberi kesempatan untuk bisa menjadi bagian dari dirinya dan belajar untuk menjadi seorang wanita yang kuat, bukan saja demi aku sendiri tapi juga demi dia, demi Kartini-ku tercinta.
200410 ~ Black Rabbit ~