Ny. Lars – Part 9 -


Black Rabbit
" NY. LARS "
- Part 9 -

 
… Episode sebelumnya …
Jenny kesal bukan main saat acara jalan-jalannya dengan Lars di ganggu oleh Kevin. Tingkah laku Kevin yang dengan seenaknya masuk ke dalam kehidupan Jenny itu membuatnya tidak nyaman, dan lebih kesal lagi saat Kevin mengatakan dengan terus terang mengatakan bahwa dia akan mencuri hati Jenny, bagaimanapun caranya …

 
Ini adalah hari yang berat bagi Jenny karena baru saja pagi dijelang beberapa menit, dia sudah harus dipusingkan dengan masalah yang akan dihadapinya. Sore ini Kevin berencana akan menjemputnya sepulang kantor. Dan pagi ini pikirannya dipenuhi dengan berbagai kemungkinan reaksi yang akan dilakukan Lars saat melihat Kevin nanti yang akan diperkenalkan Jenny sebagai pacarnya. Rencananya Kevin tidak akan sampai diperkenalkan kepada Lars, cukup kepada teman-teman bengkelnya saja dulu. Toh dari teman-teman di bengkel itu akan sampai juga berita penjemputan itu ke telinga Lars, sehingga kemungkinan Lars tidak akan curiga kenapa dia tidak pernah bertemu dengan 'pacar Jenny' selama ini, karena dia pikir mungkin saja selama ini mereka tidak berada di tempat dan waktu yang sama. Tapi walaupun begitu, akan ada saja kemungkinan lain yang bisa terjadi, termasuk kemungkinan kalau Lars akan bertemu Kevin sore nanti. Kita kan tidak tahu bagaimana cara kerja takdir, mangkanya sekarang Jenny sedang pusing memikirkan kemungkinan itu, karena kemungkinan apapun juga pasti bisa terjadi. Kalau itu kemungkinan yang berdampak baik, tidak akan menjadi masalah yang cukup serius; tapi kalau kemungkinan yang terjadi malah membawa dampak yang jelek bagaimana? Itu yang sedang dikhawatirkan Jenny sekarang.
Coba ditilik lagi kemungkinan yang ada. Mungkin saja Lars hanya akan menjabat tangan Kevin sambil menyebut namanya dengan sopan, atau dengan kata lain, mereka berkenalan dengan biasa; ini tidak berdampak akan buruk tentu saja. Atau mungkin Lars akan mencengkeram kerah baju Kevin dan mengacungkan tinjunya sambil berkata dengan geram: " Jenny tuh cewek gua! Berani-berani lo ngerebut dia dari gua?! "; ini baru akan berdampak buruk, masalahnya akan ada beberapa kemungkinan lain yang akan terjadi berikutnya: mungkin Jenny hanya akan terdiam sangkin kagetnya dan akhirnya pingsan karena mendengar pengakuan cinta Lars itu_kalau itu bisa digolongkan sebagai pengakuan cinta; atau malah Jenny akan langsung memeluk Lars dan mengatakan kalau dia juga sangat mencintainya selama lebih dari dua tahun terakhir_itu berarti happy ending yang selama ini diharapkan akhirnya tercapai juga. Walaupun sebenarnya dalam skenario kali ini Kevin adalah pacar Jenny yang sudah berhubungan cukup lama, Jenny tidak akan ragu mengatakan yang sebenarnya_kalau selama ini dia tidak punya pacar, dan Kevin hanyalah pacar sementara, alias pacar bohongannya_kalau Lars benar-benar mengatakan hal itu. Tapi masalahnya adalah: Jenny tidak bisa memastikan kemungkinan mana yang memiliki persentase kejadian yang lebih besar, sehingga pagi ini dia pusing bukan kepalang untuk bisa menentukan sikapnya nanti.
Pekerjaan itu melelahkan dan membuatnya melamun, sehingga saat ponselnya berdering dan bergetar tiba-tiba, dia hampir saja terjengkang jatuh kebelakang. Sambil mengumpat, dia meraih ponselnya dan menjawab panggilan itu. Tapi bibirnya malah terkatup rapat dan matanya terbelalak mendengar suara yang menyambutnya.
" Hallo, Jenny… Apa kabar sayang… "
" Mom? Kenapa telpon kesini? "
Wanita yang menelepon Jenny, yang menyapanya dengan suara manja yang sengaja dipanjang-panjangkan itu adalah Lili, ibu Jenny. Sudah lebih dari delapan tahun ini Lili dan Alex_ayah Jenny_ bercerai. Pada waktu itu, Jenny yang anak tunggal dihadapkan kepada pilihan yang sulit saat harus memilih antara ayah atau ibunya. Tapi akhirnya kedua orang tua Jenny harus bisa menerima keputusan Jenny yang tidak memilih siapa pun dan memutuskan untuk tinggal sendiri. Ayahnya membelikannya sebuah rumah kecil dan ibunya membelikannya sebuah mobil sebagai tandingan_mereka memang sangat suka bersaing. Walau pada awalnya dia tidak ingin menerima pemberian-pemberian itu, tapi akhirnya dia menerimanya juga saat ayah dan ibunya mengatakan kalau pemberian mereka adalah 'bekal hidupnya nanti', apapun artinya itu. Saat ini Lili sudah menikah lagi dengan seorang pengusaha single kaya raya yang berumur empat puluhan_lebih muda dari pada ibu Jenny, tentu saja_ sedangkan ayahnya yang seorang pelukis tetap sendirian dan mengurung diri di studio lukisnya.
" Jangan berbicara seperti itu… aku sangat merindukanmu sayang… " Kata ibunya lagi yang membuat Jenny memutar matanya. Dia tahu ibunya tidak akan menelepon hanya unuk mengatakan bahwa dia kangen dengannya. Mungkin dia akan memaksa Jenny untuk ikut pemilihan model seperti dulu saat dia masih sekolah, atau ibunya mendapat tiket gratis untuk berwisata ke Jerman dan membutuhkan seorang penterjemah sehingga dia harus mengajak Jenny, karena itu berarti dia tidak perlu membayar jasa seorang pentejemah.
" Jenny… Apa aku mengganggumu? " Lili melanjutkan perkataannya.
" Mom, ngomong aja langsung, memangnya Mom butuh apa sampai mesti nelpon Jenny segala? " Tantang Jenny karena sudah tidak sabar mendengar perkataan ibunya yang berbicara dengan bahasa yang baik dan benar itu.
Lili terdiam, merasa kedoknya sudah dibuka walaupun dia belum mau membukanya. Dia berkata lagi, kali ini dengan lebih tegas. " Well, Jenny… Sebenarnya Filemon akan pergi keluar kota selama beberapa hari… "
Filemon adalah suami baru Lili, dengan kata lain, ayah tiri Jenny. Biasanya kalau pembicaraan dengan ibunya ini sudah menyangkut Filemon, tidak akan ada dampak yang bagus untuk Jenny.
" So… ? " Tanya Jenny lagi.
" Mom tidak mau ditinggal sendirian di rumah… "
" Mom… Mom nggak sendirian. Ada sepuluh pembantu di rumah itu, lebih malah. Masa mom bilang, mom sendirian? "
" Sayang… Masa kamu tega meninggalkan mom sendirian dengan pembantu… ? "
Siapa yang tidak tega? Pikir Jenny. Tapi dia hanya diam, menunggu penjelasan Lili lebih lanjut.
" Dengar Jenny… Mom tidak suka ditinggal sendirian, jadi mom pikir, kamu pasti mau menemani mom selama Filemon pergi… "
Jenny mengernyit. " Jenny harus tinggal disana? Kenapa nggak mom aja yang tinggal dirumah Jenny? "
" Tidak bisa sayang… Seorang ratu tidak bisa jauh dari istananya… Lagipula, kau hanya akan menemani mon selama tiga bulan. "
" Tiga bulan? Katanya cuma beberapa hari? "
" Tiga bulan kan bisa dihitung dengan hari juga… Ya sudah, mom ada janji dengan Robert… Mom akan suruh supir menjemputmu besok pagi. Ok sayang… "
Telepon ditutup, membuat Jenny tidak bisa membela diri dan membuat keputusan Lili menjadi absolute, tidak bisa diganggu gugat. Yah, bagaimana pun juga Jenny memang tidak bisa membantah keputusan orang yang keras kepala seperti ibunya, sehingga itu berarti dia akan menghabiskan waktu selama tiga bulan di 'panti rehabilitasi' itu. Kalau saja Jenny tidak ingat kalau Lili adalah ibunya yang sudah mengandungnya selama sembilan bulan, dan mengurusnya selama ini, dan ternyata yang disayanginya juga, dia tidak akan sudi tinggal di panti itu.

 
...Bersambung...