Black Rabbit
" NY. LARS "
- Part 10 -
- Part 10 -
… Episode sebelumnya …
Masalah yang harus dihadapi Jenny semakin rumit saja. Selain harus menghadapi Lars yang sedang dekat dengan seorang wanita ( yang membuat Jenny cemburu ), juga harus menghadapi Kevin yang berusaha membuat Jenny bisa jatuh cinta kepadanya ( seolah itu bisa terjadi saja ) dan kini dia juga harus menghadapi ibunya yang tiba-tiba menelepon untuk meminta Jenny tinggal bersama …
Sore itu Kevin benar-benar datang menjemput Jenny di bengkel. Semua anak-anak di bengkel begitu tercengang melihat Kevin yang menjemput Jenny dan menyapanya dengan mesra. Mungkin mereka semua sedang berpikir bagaimana caranya Jenny bisa mendapatkan seorang pangeran yang mau berpacaran dengan nenek sihir seperti Jenny_Jenny memang terkenal cukup galak sebagai atasan mereka. Tapi Jenny tidak perduli walaupun dia dianggap sebagai nenek sihir, yang penting mereka sudah melihat Kevin dan Kevin sendiri sudah berakting sangat baik sebagai pacarnya dengan menyapanya dengan mesra seperti tadi. Paling tidak mereka bisa menyampaikan dari mulut ke mulut tentang pacarnya ini sehingga sampai ke telinga Lars dengan cukup bagus.
Setelah merasa cukup memamerkan Kevin kepada teman-temannya di bengkel, Jenny mengajak Kevin pergi. Tapi saat sampai di depan kantor, dari kejauhan Jenny melihat Lars turun dari mobil Mercedes nya dan berjalan ke arah kantor tempat Jenny dan Kevin berada! Ternyata kemungkinan yang ditakutkannya sedari pagi tadi terbukti juga! Jenny panik bukan main, Kevin sedang sibuk menatap ponselnya yang tiba-tiba berbunyi tanpa melihat kedatangan Lars, sedangkan Lars sendiri datang menghampiri Jenny dengan tergesa-gesa, sepertinya ada yang ingin ditanyakannya. Jenny langsung menarik tangan Kevin yang masih asik memperhatikan layar ponselnya, pasrah dengan berbagai kemungkinan yang ada.
" Jen, ada yang mau gua tanya—"
" Lars, kok ada disini? Katanya nggak ke bengkel? Oh iya, kenalin ini—" Jenny belum selesai berbicara, dia sudah menarik tangan Kevin untuk memperkenalkannya kepada Lars, tapi dia malah langsung terdiam. Karena saat Lars dan Kevin saling berhadapan, mereka malah berbuat sesuatu yang sangat di luar dugaan Jenny. Mereka saling memanggil nama, berteriak senang dan berpelukan seperti sahabat lama. Jenny bengong.
" Apa kabar lo? Lama banget nggak ketemu… " Kata Lars sambil memeluk Kevin lagi dengan tampang sumringah.
" Baik, bro… Lo apa kabar? "
" Fine! "
" Kalian… udah saling kenal… ? " Jenny bertanya dangan terbata-bata, menatap Kevin, kembali menatap Lars dan menatap Kevin lagi.
" Iya lah… Dia ini temen lama gua! " Jawab Lars.
" Ngapain lo disini Lars? " Tanya Kevin tanpa memperdulikan tampang Jenny yang berubah dari bengong menjadi melotot dan mangap.
" Iya lah, ini kan bengkel punya gua. " Jawab Lars masih dengan girang.
Sekarang Kevin yang terdiam, mengernyit lalu mengalihkan pandangannya dan menatap Jenny yang masih mangap.
" Lo ngapain disini? Kenal Jenny? Dia kan asisten gua. " Lars balik bertanya kepada Kevin sambil menjelaskan status Jenny dengan mengarahkan jempolnya ke hidung Jenny. Sementara Jenny? Dengan bodohnya dia malah terdiam sambil berteriak di dalam hati: 'Gua pacaran sama sahabat Lars!' berulang-ulang.
" Gua ngejemput Jenny. " Jawab Kevin datar sambil menatap Jenny dengan pandangan yang seolah-olah mengerti apa yang selama ini terjadi.
" Ngejemput Jenny? " Tanya Lars meyakinkan, juga memandang Jenny sambil bertanya-tanya. Jenny terbangun dari kekagetannya dengan sedikit limbung, melihat Kevin yang menatapnya dengan galak, melirik Lars yang menatapnya dengan pandangan bertanya, lalu menelan ludah dengan susah payah dan menjawab dengan serak. " Eh Lars kenalin, ini Kevin, pacar gua. " Lars terdiam lagi, Kevin malah tersenyum dengan puas, sedangkan Jenny serasa ingin gantung diri. Ini benar-benar bukan salah satu kemungkinan yang di pikirkan Jenny tadi pagi. Gawat!
" Jadi kalian berdua pacaran semenjak lo pergi ke Amerika, Kev? Pantesan gua nggak pernah ngeliat Jenny dijemput cowoknya. Jadi kalian pacaran jarak jauh, nih? "
Kevin mengangguk. 'Ternyata selain botak dan nyebelin, Kevin ternyata tukang boong juga.' umpat Jenny dalam hati.
Sekarang mereka bertiga sudah berada di salah satu café favorit Lars. Setelah pertemuan di luar dugaan tadi, Lars memutuskan untuk sedikit bernostalgia bersama Kevin dengan di dampingi Jenny yang notabennya adalah pasangan Kevin. Jenny dan Kevin memang berusaha berimprovisasi sendiri untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan Lars sedari tadi. Karena sekali lagi, kemungkinan ini tidak pernah diharapkan terjadi sebelumnya sehingga Jenny belum mempersiapkan penjelasan tentang bagaimana menjelaskan hubungannya dengan Kevin selama ini. Untung saja Kevin begitu lihai berimprovisasi sehingga mereka bisa menyelamatkan keadaan, walaupun Jenny tetap menganggap kalau kemampuan Kevin itu hanya menunjukkan kenyataan kalau Kevin adalah tukang bohong yang lihai.
" Ternyata long distance nggak jelek-jelek banget, ya kan sayang? " Kevin meraih tangan Jenny dan meremasnya dengan lembut. Jenny mengangguk dan tersenyum seadanya.
" Well, baguslah. Tadinya gua kira Jenny bohong kalo dia udah punya pacar, tapi ternyata beneran. "
Hah?! Jenny terkejut mendengar perkataan Lars tadi. Jadi Lars sudah tahu kalau selama ini dia berbohong? Kalau begitu Jenny tidak perlu berbohong terus dan berusaha mencari pacar bohongan!
" Nggak lah… Masa Jenny boong, dia kan bukan tukang boong. " Kevin menjawab sambil menatap Jenny. " Jen, kenapa sih lo? Dari tadi kok diem aja? "
Jenny tersadar lagi dari lamunannya, sekarang yang dipikirkannya adalah bagaimana caranya dia bisa pergi dari sini supaya bisa menenangkan hati dan pikirannya dan menelepon Louise untuk mengadukan semua yang terjadi. " Nggak pa-pa, kok. Cuma, sebenernya gua mau pergi ke rumah nyokap gua. "
" Lho, nyokap lo nggak tinggal sama lo? " Tanya Lars.
" Nggak. Bo-nyok nya cerai delapan tahun yang lalu, sekarang dia tinggal sendirian. " Kevin menjelaskan kepada Lars, Jenny mengangguk setuju tapi malah menatap Kevin dengan pandangan tidak percaya. 'Dari mana dia tau semua itu?' Jerit Jenny dalam hati. Lalu Kevin menatap Jenny dan bertanya lagi. " Mau gua anterin? "
" Nggak perlu. " Jenny menjawab cepat. " Supir nyokap gua yang mau jemput. " Jawab Jenny. Dia tidak peduli kalau dia sudah berbohong lagi, kali ini dengan Lars dan Kevin sekaligus. Lagi pula mereka kan tidak perlu tahu kalau sebenarnya supir ibunya akan menjemputnya besok pagi, yang penting dia bisa pergi dari situasi yang membuat jantung berdebar-debar ini.
" Ok, deh. Gua juga ada janji sama Cherry. " Kata Lars.
" Cherry? Cewek baru nih? " Kevin bertanya dengan jahil.
" Gitu, deh. " Lars menjawab dengan jahil juga. "Gua cabut dulu, deh. Jangan lupa berkas yang gua minta tadi ya, Jen. Bye. " Lars memeluk Kevin dengan hangat dan mencium pipi Jenny lalu berlalu pergi.
Jenny menatap Kevin lagi tapi tiba-tiba Kevin juga menatapnya juga dan bertanya: " Jadi dia bos yang mau lo yakinin? "
" Dari mana lo tau tentang keluarga gua? " Jenny malah balik bertanya.
" Lo belum jawab pertanyaan gua. "
" Lo juga belum jawab pertanyaan gua. "
" Gua kan harus berakting jadi pacar lo, gua harus tau tentang keluarga lo juga. "
Jenny masih menatap Kevin dengan pandangan dingin. " Lo tau dari Louise, kan? "
" Itu bukan jawaban dari pertanyaan gua tadi, Jen… " Jenny memutuskan untuk tidak menjawab sehingga membuat Kevin berkata lagi.
" Denger ya, gua nggak perduli kalo sebenernya Lars yang jadi alasan lo harus nyari pacar bohongan, atau nggak. Tapi yang jelas itu hubungan bersahabatan gua sama Lars nggak bakalbikin gua ngalah. Gua pasti bakalan ngedapetin hati lo. Gua jamin. Lo liat aja nanti. "
Jenny terdiam sekarang. Benar-benar kehilangan kata-kata. Dia tidak tahu kalau Kevin dan Lars ternyata saling mengenal, malah sahabatan lagi! Kalau saja Jenny mengetahuinya, tentu saja dia tidak akan menyetujui Kevin berperan sebagai pacar bohongannya. Itu namanya bunuh diri. Lagi pula, tidak pernah terpikir oleh Jenny untuk menjadi penghancur persahabatan antara Kevin dan Lars. Tapi kini semuanya sudah terjadi, Lars keburu bertemu dengan Kevin dan mengetahui kalau Kevin adalah pacar Jenny. Kalau sudah begini, keinginan Jenny untuk mengakhiri kebohongannya kepada Lars secepat mungkin tidak bisa diwujudkan. Masalah ini akan berdampak panjang, Jenny bisa merasakannya. Dan mendadak nama Louise yang langsung terlintas di dalam pikirannya.