THOR: THE DARK WORLD

Ini dia film kedua dan film kedelapan dari instalement Marvel Cinematic Universe bertajuk Thor: The Dark World. Dalam film keduanya kali ini diceritakan Thor (Chris Hemsworth) yang sedang sibuk memperbaiki kehancuran yang diakibatkan ulah adik tirinya: Loki (Tom Hiddleston) yang untungnya telah berhasil dijebloskan ke penjara. Dia harus berperang untuk merebut kembali kesembilan universe yang berada dalam satu kesatuan pohon kehidupan yang disebut Yggdrasil agar kembali tunduk di bawah kekuasaan sang ayah: Odin (Anthony Hopkins).

Sementara itu, sang kekasih Jane Foster (Natalie Portman) yang tidak pernah lagi bertemu dengan Thor sejak dua tahun yang lalu memutuskan untuk mencoba menjalin hubungan dengan seorang pria bernama Richard (Chris O’Dowd). Untunglah perkenalan yang tidak berjalan dengan lancar itu diselamatkan dengan kedatangan pegawai magangnya: Darcy Lewis (Kat Dennings) yang mengatakan bahwa beberapa anak kecil menemukan fenomena semacam anti gravitasi atau portal antar dimensi di sebuah pabrik tua yang tidak digunakan lagi. Saat menyelidiki tempat itu, Jane malah menghilang ke sebuah tempat di mana terdapat kekuatan aneh yang disebut Aether dibuang.

Aether dibuang ke sana bertahun-tahun yang lalu saat terjadi peperangan antara Dark Elves yang dipimpin oleh Malekith (Christopher Eccleston) dan kakek Thor bernama Bor (Tony Curran). Saat itu, para Dark Elves mengalami kekalahan dan berhasil ditumpas habis, tapi Malekith bersama tangan kanannya yang setia: Algrim (Adewale Akinnuoye-Agbaje) berhasil melarikan diri. Ketika tanpa sengaja kekuatan Aether yang ditemukan Jane merasuk ke dalam tubuhnya, Malekith dan pasukannya terbangun dari tidur panjang dan memutuskan untuk mengejar Jane untuk merebut Aether itu kembali dan mewujudkan keinginannya untuk mengubah seluruh universe ke dalam kegelapan.

Mengetahui Jane berada dalam bahaya, Thor memutuskan membawa Jane ke Asgard untuk mendapat perawatan, tidak peduli Odin yang tidak senang melihat kedatangan Jane. Tapi Malekith tidak menyerah begitu saja. Dengan menyusupkan Algrim sebagai tawanan yang bertugas menghancurkan shield yang melindungi Asgard, Malekith dan pasukannya berhasil menerjang masuk. Untuk melindungi Jane, sang ibu: Frigga (Rene Russo) pun kehilangan nyawanya, membuat Loki sangat berduka.

Dalam keadaan genting, Thor yang dibantu oleh Volstagg (Ray Stevenson), Fandral (Zachary Levi) dan sang penjaga gerbang Bifröst: Heimdall (Idris Elba), memutuskan untuk membawa Jane pergi dari Asgard. Masalahnya, Bifröst, satu-satunya pintu gerbang yang bisa dilalui untuk pergi dari Asgard sudah dikuasai oleh Dark Elves. Hanya satu orang yang pernah berhasil keluar dari Asgard melalui jalan lain, yaitu Loki. Jika Thor tetap ingin memastikan Jane selamat, dia harus mau meminta bantuan sang master of trick, master of manipulation dan musuh bebuyutannya untuk saling bahu membahu memusnahkan Dark Elves. Apakah Loki memang bisa dipercaya?
Sang sutradara yang sebelumnya telah berhasil menyutradarai cukup banyak serial TV bermutu, termasuk Sex and the City, The Sopranos dan Game Of Thrones yang sangat terkenal itu kini mencoba menyutradarai film superhero pertamanya. Dan, bisa dibilang, sang sutradara asal Amerika itu memberikan bumbu yang menarik dalam seri kedua Thor ini.

Alurnya cepat, dengan special efek yang menakjubkan dan setting yang luar biasa. Beberapa asal muasal kisah yang disajikan dijelaskan dengan cukup detail sehingga para penonton tidak perlu bertanya-tanya. Hanya saja, penjelasan mengenai beberapa penelitian yang terkait dengan dunia Asgard tidak terlalu mudah untuk dimengerti. Ini cukup membuat saya bingung dan merasa lost. Dan kondisi ini terus terbawa sehingga kisah memasuki babak klimaks dan anti klimaks. Untungnya, semua itu tertutupi dengan joke-joke segar yang tersebar di sepanjang film dan alur cepatnya yang konstan.

Lagipula, duet antara superhero yang terlalu serius: Thor dan superhero dadakan yang manipulative dan ringan mulut: Loki, ternyata adalah paduan yang sangat unik dan menyegarkan. Keduanya mampu membawa twist cerita menjadi sesuatu yang segar ditonton sekaligus menjebak, in a good way.

Jadi, lupakan karakter tokoh yang tidak tergali dengan baik, lupakan beberapa penjelasan rumit yang tidak bisa kita ‘tangkap’, lupakan beberapa scene yang terlihat sangat tidak mungkin dan lupakan ending yang membuat geregetan itu. Jika dilihat dalam satu paket utuh, Thor: The Dark World adalah film yang sangat menyenangkan dan pastinya sangat sayang dilewatkan, bukan hanya agar timeline tentang Marvel Cinematic Universe kita tidak ‘bolong’, tapi film ini memang sangat seru ditonton.


Tiga setengah dari lima bintang untuk film ini.