MOVIE’S BENEFIT FOR A WRITER


Setujukah kalian bahwa sebagian besar penulis pasti suka menonton film? Saya punya cukup banyak teman di jejaring social yang sering kali berbagi cerita bahwa mereka selalu berusaha meluangkan waktu untuk menonton film di bioskop secara teratur, menyukai film tertentu atau baru saja menonton film yang sangat disukainya untuk kesekian kali. Dan sebagian besar penulis tersebut berpendapat bahwa kegemaran mereka menonton film sangat berguna untuk mengembangkan kemampuan menulis mereka. Benarkah begitu?
Bagi sebagian penonton lain yang tidak berprofesi atau pun memiliki kegemaran menulis, menonton film bisa berarti sebuah rekreasi. Dengan menonton film, mereka membebaskan pikiran untuk berimajinasi bagaimana jika kisah dalam film tersebut terjadi pada mereka. Penonton bisa berandai-andai menjadi seorang polisi, superhero atau bahkan pembunuh tanpa benar-benar membahayakan diri mereka sendiri. Ada juga penonton yang menyukai film tertentu karena memiliki ketertarikan terhadap actor/aktris yang bermain di dalamnya. Para penggemar, terutama penggemar fanatic, akan dengan suka rela menonton film apa pun yang diperankan oleh actor/aktris favorit mereka, tidak peduli apakah film tersebut memang berkualitas atau tidak. Dan ada juga penonton yang suka menonton film hanya untuk sekedar mengisi waktu luang.
Tapi bagi seorang penulis, menonton film bisa menjadi salah satu cara untuk mengasah kemampuan menulis mereka. Saya sendiri adalah seorang penulis amatir yang masih berusaha belajar terus menerus agar teknik menulis saya bisa menjadi lebih baik lagi. Dan salah satu cara belajar paling menyenangkan yang saya lakukan adalah dengan menonton film.
Sama seperti buku, sebuah film juga memiliki tema, alur, tokoh, setting, klimaks dan ending yang ingin diceritakan kepada orang lain. Bedanya, film adalah sebuah buku yang diceritakan secara visual seolah ‘menghidupkan’ imajinasi yang tertuang dalam setiap lembarnya. Sedangkan buku membebaskan para pembaca untuk berimajinasi seluas mungkin, tanpa batas. Karena itu, tidak heran jika para pembaca buku sering kali merasa kecewa dengan film yang dibuat berdasarkan buku tertentu. Kemungkinan besar imajinasi mereka tidak sama dengan apa yang coba diterjemahkan sang sutradara sehingga membuat mereka kecewa dan secara tidak langsung mengekang imajinasi mereka.
Tapi, sekali lagi, sebagai seorang penulis saya bisa belajar banyak dari sebuah film. Saya bisa belajar mengenai tema yang dipilih sang sutradara, alur yang dilalui, tokoh yang dibentuk, setting yang digunakan dan lainnya. Lagi pula, menonton banyak film berkualitas dengan tema yang beragam akan memperkaya imajinasi dan ‘membuka’ mata imajinasi kita menjadi lebih lebar dari pada sebelumnya. Asiknya, semakin lama, saya akan semakin mahir memilih mana film yang memiliki alur yang menarik, tokoh mana yang memiliki karakter paling kuat dan bahkan saya dapat menilai actor/aktris mana yang memiliki kekuatan acting yang bagus. Bukan hanya itu, saya pun semakin pintar untuk menilai film mana yang memiliki kualitas baik dan mana yang buruk.
Memang ‘membedah’ sebuah film tidak jauh berbeda dengan ‘membedah’ buku. Tapi ada satu hal paling bermanfaat yang saya dapatkan dari kegemaran saya menonton film, yaitu saya dapat belajar ‘membaca’ apa yang coba dituangkan sang sutradara secara visual. Saya percaya, jika kita dapat ‘membaca’ dengan baik sisi visual tersebut dan dapat pula menjabarkan kembali visualisasi tersebut secara lisan maupun tulisan, maka besar kemungkinan kita adalah seorang (calon) penulis yang baik. Karena bagaimana pun pada dasarnya seorang penulis adalah orang yang pandai menuliskan segala hal yang dilihat dan dirasakannya lalu mengemasnya dengan menarik sehingga enak dibaca.
Jadi bagi saya pribadi, penting bagi seorang penulis untuk gemar menonton film dan mengerti mengenai film yang ditontonnya. Bagaimana caranya?
Coba saja diskusikan film yang sudah kamu tonton dengan orang lain yang juga sudah menontonnya atau buat review sederhana mengenai film tersebut. Beri penilaian dari berbagai sisi, termasuk bagaimana sang sutradara bercerita, alurnya, penokohannya, temanya, endingnya, pokoknya semua detail film tersebut. Temukan sisi positif dan negatifnya, cari keunggulan dan kelebihannya dan juga beri penilaian secara objektif agar pendapat kita tidak terkesan berat sebelah. Jangan hanya asik melihat actor/aktris yang ganteng dan cantik saja, yah. Jika bisa memberikan penilaian melalui kaca mata penulis bahkan lebih baik lagi. Dengan begitu acara menonton film yang tadinya hanya acara malam minggu biasa bisa berubah menjadi acara yang menyenangkan sekaligus berguna, kan?
Coba saja. (^_^)

050113 ~Black Rabbit~