TIPS NULIS #10: BERDESKRIPSI


Kali ini kita akan membahas tentang deskripsi. Apa yang dimaksud dengan deskripsi, bagaimana melakukannya dengan baik dan apa hubungannya terhadap naskah kita? Coba kita bahas.

Di salah satu blog seorang teman terdapat pengertian deskripsi cerita yang paling tepat menurut saya. Di sana dikatakan: ‘Deskripsi adalah salah satu jenis karangan yang melukiskan suatu objek sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat melihat, mendengar, merasakan, mencium secara imajinatif apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan dicium oleh penulis tentang objek yang dimaksud.’ (sumber: aipin apud-blog http://iaibcommunity.wordpress.com/2008/04/22/paragraf-deskriptif)

Penjelasan itu sudah sangat jelas menerangkan apa yang dimaksud deskripsi dalam menulis. Menulis secara deskriptif berarti menceritakan dengan sedetail-detailnya apa yang dilihat dan dirasakan tokoh yang kita ciptakan kepada pembaca. Ini bisa berarti menjabarkan setting lokasi di mana sang tokoh berada atau emosi yang sedang dirasakannya, atau juga gabungan keduanya.

Kedengarannya mudah sekali, yah. Tapi apakah memang semudah itu melakukannya? Well, ternyata tidak semudah itu, loh. Beberapa teman sering mengeluhkan betapa mereka begitu kesulitan mendeskripsikan setting lokasi atau emosi tokohnya. Mereka bahkan tidak tahu harus memulai dari mana!

Saya juga sering kali mengalaminya dan memang cukup membuat frustasi. Tapi biasanya saya akan mulai mendeskripsikan cuaca pada saat kejadian terjadi lalu mengaitkannya kepada tokoh. Setelah itu barulah saya bahas mengenai setting lokasi di mana tokoh saya berada dan kembali mengaitkan situasi itu pada tokoh yang kita ciptakan.

Se-simpel itu? Yup, se-simpel itu.

Saya selalu ingat tentang nasihat kakak saya. Dia sebenarnya bukan seorang penulis, tapi bisa memberikan cara belajar paling logis yang bisa saya lakukan saat sedang ber-deskripsi. Menurut kakak saya, untuk mulai berdeskripsi, cobalah melihat suatu kejadian seolah sebuah scene dalam film yang sedang kita tonton. Dalam film, biasanya scene dimulai saat kamera menyorot ruangan di mana actor/aktris berada lalu mulai menyorot wajah sang actor/aktris untuk menunjukkan ekspresi mereka dan akhirnya dialog pun dimulai yang juga menandakan konflik cerita dimulai pada detik yang sama. Kurang lebih hal seperti itulah yang kita lakukan saat berdekripsi. Bedanya, penulis berdeskripsi dalam bentuk lisan, bukan visual seperti sutradara dalam sebuah film.

Tapi, akan timbul pertanyaan lagi. Jika berdeskripsi begitu sulit dilakukan, kenapa penulis harus menguasainya dengan baik? Well, pada dasarnya menulis cerita, terutama fiksi dan lebih special lagi pada fiksi fantasi, semuanya tergantung pada cara sang penulis berdeskripsi. Hanya melalui deskripsi cerita yang baik dan mengalir lancar para pembaca akan ikut terhanyut dalan kisah yang kita berikan dan menerima tema se-aneh apa pun yang kita kisahkan.

Semua ini berhubungan erat dengan kualitas si penulis itu sendiri. Semakin sering belajar berdeskripsi, maka kualitasnya akan semakin baik. Untuk itu saya selalu berusaha mengasah kemampuan berdeskripsi yang sudah saya miliki dengan cara terus menulis. Biasanya, saya berusaha mendeskripsikan benda yang berada di hadapan mata saya terlebih dahulu, misalnya sebuah mug. Saya akan mencoba mendeskripsikan bentuk mug itu, warnanya, fungsinya hingga letak dan kegunaannya. Semakin detail akan semakin baik. Dan seiring berjalannya waktu, kemampuan menulis kita akan semakin meningkat sehingga kita bisa menentukan harus mendeskripsikan sesuatu hingga batas tertentu.

Kunci untuk menaklukkan kesulitan berdeskripsi hanya satu: jam terbang. Teruslah belajar menggunakannya pada setiap naskah dan temukan karekteristik deskripsi kita masing-masing. Jika semua itu sudah dikuasai, maka tidak akan ada lagi pertanyaan mengenai cara memulai bercerita atau mendeskripsikan sesuatu.

Masih bingung juga?

Sudah, ambil pulpen dan bukumu, lalu mulai menulis. Jangan terlalu memikirkan teori sehingga lupa untuk menerapkannya. Jika kita tidak mencobanya langsung, kita tidak akan tahu seberapa besar tingkat kesulitannya.

So, ayo mulai menulis! (^_^)

100612 ~Black Rabbit~