Questions Book ( page 59 )


Ternyata kita memang berbeda
Bukan karena jenis kelamin
Tak peduli asal usul keluarga atau pun latar belakang budaya
Aku dan kamu memang tidak sama
Aku baru saja menyadarinya, sesaat jurang kita terasa melebar tanpa batas
Tapi bukankah kita memang berbeda?
Tidak ada satu orang pun yang sama
Bahkan saudara kembar pun tidak pernah sama, tidak peduli se-identik apa mereka
Jadi untuk apa mempersoalkan semua perbedaan itu?
Untuk apa mempertanyakan sesuatu yang sudah jelas tidak akan kita temukan jawabannya?
Cara pikir kita berbeda
Kau bisa berpikir ke kiri, sedangkan aku ke samping
Kau bisa berpikir ke kanan, sedangkan aku ke belakang
Kau bisa berpikir ke depan, sedangkan aku memutar
Tapi apalah artinya semua itu?
Toh pasangan paling serasi pun tidak akan bisa selamanya hidup rukun
Justru dengan perbedaan kita dapat saling mengerti
Justru dengan perbedaan kita dapat saling menghormati
Sudahlah, mempertanyakan semua itu hanya akan membuat jurang itu kembali menganga lebar
Membuatku melihatmu sebagai seorang musuh, bukan sahabat yang selama ini aku banggakan
Oh tidak, selama ini aku sudah berusaha untuk tidak memikirkan semua itu
Memusuhimu seolah menyesakkan dada
Membelakangimu seolah melukai tangan kananku sendiri
Meragukan kedudukanmu di dalam hatiku seolah membunuh sebagian dari diriku sendiri
Untuk apa aku perlu melakukan semua itu?
Membunuh diriku sendiri?
Membuat tubuhku cacat dengan tanganku sendiri?
Aku tidak mau menjadi orang cacat
Aku tidak mau melubangi hatiku dengan semua perbedaan itu
Jadi sudahlah
Lupakan semua perbedaan itu
Biarkan aku menjalani keyakinanku sendiri
Dan kau mengarungi kapal kehidupan dengan arus yang kau pilih sendiri
Karena semua itu hanya akan membawa kita kepada satu tujuan yang sama
Hanya jalan dan cara kita saja yang berbeda
Dan itu tidak bisa dikompromi
Jadi, ayo kembali seperti sebelumnya lagi
Jadi, ayo ulurkan jembatan yang dapat menyempitkan lebarnya jurang yang tadi aku rasakan
Seperti yang selama ini kita lakukan
Seperti yang selama ini kita nikmati
Selama ini semuanya terasa nikmat, bukan?
Hubungan kita, persahabatan kita, 'kisah cinta' kita yang unik itu
Jadi, untuk apa harus dipertanyakan lagi?

 

110811 ~ Black Rabbit ~

Managemen Ikhlas


Kalau saja tidak ada keinginan untuk mencari suasana yang lebih menarik dari pada ini, kalau saja kebosananku tidak begitu menguasai dan mengikatku dengan begitu kencang, selalu saja memintaku untuk memberontak dan mencari sesuatu yang baru, yang lebih segar, yang tidak membosankan, yang bukan itu-itu saja, yang diluar kebiasaaan. Tentu saja aku tidak akan selalu merasa semenyedihkan ini. Obsesiku kadang terlalu tinggi, sifat perfeksionisku terlalu mengaturku, membuatku menjadi begitu idealis dan kaku, dan keras kepala, dan menyebalkan. Tapi apa yang harus aku lakukan untuk bisa mengerem diriku sendiri? Apa yang harus aku lakukan untuk menghentikan banjiran pertanyaan dan luapan adrenalin yang mencoba memberontak keluar dari dalam diriku ini? Bagaimana? Malah kadang kala aku sendiri tidak tahu apa yang aku butuhkan, apa yang ingin aku lakukan untuk memuaskan rasa ingin tahuku yang membingungkan ini. Aku bingung dengan diriku sendiri dan ini membuatku merasa seperti orang gila, yang punya kepribadian ganda, triple, bahkan lebih dari itu. Aku takut kalau aku akan menjadi orang gila….
Aku harus belajar untuk bisa menerima segalanya dengan lapang dada. Apa yang aku terima sudah pasti apa yang memang harusnya aku terima, aku harus meyakini hal ini. Tapi… susahnya, selama ini aku berpikir kebalikannya. Jika aku ingin mendapatkan segala sesuatu dengan kualitas paling baik, maka aku harus mengerahkan segala kemampuan dan kekuatan yang aku punya dengan sebaik-baiknya terlebih dahulu. Karena apa yang diawali dengan baik akan berakhir dengan baik pula.
Tapi kadang pada kenyataannya apa yang kita terima terasa tidak sebanding dengan apa yang telah kita kerahkan dengan sekuat tenaga. Itu membuatku kecewa, sering kali membuatku kecewa. Nah… itulah gunanya aku belajar untuk bisa menerima semuanya dengan lapang dada, benar kan? Kita tidak bisa menerima semua yang kita inginkan, karena belum tentu semua itu memang yang terbaik bagi kita. Yakinlah bahwa Tuhan lebih tahu apa yang paling baik untuk kita, maka dari itu Dia memberikan apa yang terbaik bagi kita, bukan apa yang kita inginkan. Karena itu, belajarlah untuk selalu memberi yang terbaik tanpa pamrih, tanpa perlu berpikir apa yang akan kita terima di masa yang akan datang. Anggap saja investasi, suatu saat kita akan menerima keuntungannya dengan berlipat ganda, tentunya semua akan indah pada waktunya nanti.
Tidak akan mudah untuk melakukannya, aku tahu itu. Tapi berusahalah terus, walaupun sering kali kau merasa lelah dan ingin berhenti. Tidak ada salahnya merasa kesal, kecewa dan marah, itu sangat manusiawi. Tapi_sekali lagi_yakinlah bahwa semuanya akan indah pada waktunya.
Just believe it….
071209 ~ Black Rabbit ~