Bagai Kelinci Merindukan Bulan


BAGAI KELINCI MERINDUKAN BULAN
Sekarang pukul 22.45.
Aku menantang langit malam yang dingin lagi dengan berada di atas motor. Lutut dan pipiku terasa membeku, tapi ada sebuah tangan yang mengulur di depanku, mencoba menghangatkan ke dua sisi tubuhku. Cukup berhasil. Entah bagaimana, tangan itu memang selalu terasa membara hangat setiap kali aku kedinginan. Aku menengadahkan kepala, dan menemukan sesuatu di sana. Bulat, terang, tanpa awan, tanpa bintang dan nyaris tanpa noda. Bulan menguasai langit malam ini. Matahari malam. Cukup sulit untuk bisa terus menatap bulan dari atas motor yang terus bergerak, aku harus menggerakkan kepalaku menengadah ke atas sehingga nyaris membentuk sudut sembilan puluh derajat sempurna terhadap leherku. Posisi itu tidak bisa bertahan lama karena leherku akan terasa kram hanya dalam hitungan detik. Tapi dengan bandel aku tetap mencuri pandang kepada bulan itu, dan dia memang terus berada di sana, tetap saja tanpa cela.
Aku sempat mengikuti perjalanan bulan beberapa waktu belakangan ini. Entah mengapa aku memutuskan untuk mengamatinya tapi aku menemukan sesuatu dari pengamatanku itu. Aku memutarkan kepalaku ke arah lain, mencari, dan menemukannya cukup jauh, berada nyaris berseberangan dengan posisi bulan. Sebuah bintang: terang, kekuningan dan tak berkedip. Sebenarnya aku tidak yakin apakah itu memang sebuah bintang atau bukan, tapi benda yang menyerupai bintang itu selalu ada setiap saat aku bisa melihat bulan. Kadang kala bintang itu berada sangat dekat, tapi kala lainnya dia berada sangat jauh dengan bulan. Tapi posisinya selalu berada di belakang bulan, seolah dialah yang selalu mengikuti bulan, menjadi pendamping setia bulan.
Aku menyukai bintang itu. Dia seolah menyatakan diri sebagai pendamping setia yang selalu ada bagi sang bulan dan selalu siap sedia berada di belakang bulan untuk memberinya dukungan. Kadang kala berada cukup dekat untuk dapat sesegera mungkin memberikan bantuan dan dorongan jika bulan membutuhkan dan juga bersedia berada cukup jauh untuk memberikan bulan kesempatan menguasai langit seorang diri.
Aku menghormati bintang itu. Karena dia berusaha bersinar dengan usahanya sendiri dan mengatakan kepada dunia bahwa dia mampu melakukannya seorang diri. Tapi dia tetap berada di belakang bulan-nya, tidak pernah pergi meninggalkannya dan juga tidak mengganggunya untuk mencuri cahaya bulan-nya yang special. Dan dia juga akan siap sedia untuk membantu bulan-nya menguasai langit saat cahayanya meredup. Nyaris seperti ban cadangan di bagasi mobil.
Aku salut dengan bintang itu. Yang tanpa di sadari sang bulan telah melengkapi keindahannya dan perlahan tapi pasti telah meninggalkan jejaknya di sekitar sang bulan. Mungkin bulan-nya belum menyadari, tapi keberadaannya telah menjadi perangkat dan pelengkap, sehingga absennya akan segera membuat sang bulan merasakan kehilangan dalam kehampaan.
Sayangnya aku tidak sempat mengambil gambar bintang itu, dan aku rasa kamera handphoneku tidak akan mampu mengabadikan sosoknya dengan baik. Tapi jika kau menengadah memandangi bulan yang terang di langit malam, tolong bantu aku menemukan bintang itu dan sampaikan salamku kepadanya. Katakan: bersemangatlah bintang dan teruslah mendukung bulan-mu, tidak perduli sang bulan sadar atau tidak. Tapi percayalah, suatu saat sang bulan akan tahu bahwa kehadiranmu sangat berharga di sana.
270610 ~ Black Rabbit ~