FAST & FURIOUS 6


Siapa yang pernah menyangka bahwa film Fast and Furious yang pertama kali release pada tahun 2001 ini akhirnya bisa menjadi sebuah franchise yang besar seperti sekarang? Dan siapa sangka Vin Diesel yang dulu pernah mengatakan tidak akan pernah bermain dalam film sekuel apa pun akhirnya malah muncul hampir di setiap film Fast and Furious berikutnya dan bahkan ikut memproduseri film keempat dan kelimanya? Kini film keenamnya pun resmi direlease pada 24 Mei 2013 dengan tajuk Fast & Furious 6 dan masih disutradarai dengan setia oleh Justin Lin yang juga membesut film ketiga, keempat dan kelimanya.
Sekuel keenam kali ini masih bercerita mengenai geng mobil yang dipimpin oleh Dominic Toretto (Vin Diesel) yang memutuskan untuk pensiun setelah berhasil membawa kabur uang $100 juta di aksi terakhir mereka di Rio de Janeiro, Brasil pada film kelima. Dom memutuskan untuk tinggal bersama Elena Neves (Elsa Pataky) sedangkan Brian O’Conner (Paul Walker) menikah dengan adik perempuan Dom, Mia Toretto (Jordana Brewster) dan baru saja dianugerahi seorang anak laki-laki yang diberi nama Jack. Sementara Han Seoul-Oh (Sung Kang) dan Gisele Yashar (Gal Gadot) memutuskan untuk pergi ke Hongkong, Roman Pearce (Tyrese Gibson) dan Tej Parker (Chris ‘Ludacris’ Bridges) berkelana dan bersenang-senang. Mereka berharap tidak akan berurusan dengan hukum dan dapat hidup dalam damai. Tapi ternyata mereka salah.
Luke Hobbs (Dwayne ‘The Rock’ Johnson) yang merupakan seorang agen DSS sedang menyelidiki sebuah kasus penyerangan konvoi militer Rusia oleh sebuah grup dengan kemampuan penyerangan dan pencurian yang cepat dan effisien yang juga melakukan berbagai perampokan lain di London dan Negara-negara Eropa lainnya. Grup tersebut didalangi oleh mantan special ops soldier yang menjadi criminal bernama Owen Shaw (Luke Evans) yang berkeinginan menciptakan sebuah alat yang akan dijualnya dengan harga tinggi di pasar gelap.
Hobbs tahu benar bahwa aksi penyerangan dan pencurian seperti itu harus dilawan oleh grup yang juga mampu bergerak dengan sama cepat dan sama effisiennya, karena itulah Hobbs yang kali ini didampingi oleh seorang assisten barunya yang bernama Riley (Gina Carano) meminta pertolongan Dom dan teman-temannya. Awalnya Dom tidak berniat sama sekali untuk kembali terjun ke dunia ‘kelam’ yang akan menambah daftar tindakan kriminalnya di data kepolisian, tapi Hobbs menyerahkan bukti keterlibatan Letticia ‘Letty’ Ortiz (Michelle Rodriguez), kekasih Dom yang selama ini dia kira sudah tewas. Akhirnya dengan perjanjian penghapusan daftar kejahatan yang dilakukan seluruh anggota grupnya, Dom bersedia mengumpulkan kembali anggota-anggotanya dan membantu Hobbs menangkap Shaw.
Hobbs harus mengeluarkan segala macam cara, menggunakan berbagai koneksinya untuk melacak jejak Shaw beserta grupnya agar dapat menggagalkan aksi pencurian mereka selajutnya. Aksi kejar-kejaran pun tak terelakkan dan ada begitu banyak mobil, darah dan air mata yang tertumpah hingga misi mereka kali ini dapat dilaksanakan dengan baik. Dan ditambah dengan bumbu penghianatan dan cinta, semua usaha mereka tidaklah mudah.
Film ini memiliki alur cerita yang begitu ringan, mudah diikuti dan cukup mudah ditebak sehingga para penonton hanya perlu duduk manis di kursi masing-masing dan menikmati berbagai aksi dan cerita yang disajikan. Mungkin film ini memang menyandang tema yang cukup standart walaupun tidak lagi terlalu kental mengetengahkan aksi balapan liar antar geng mobil. Tapi menurut saya keputusan sang sutradara untuk mengembangkan tema dengan menggabungkan genre heist (pencurian) merupakan keputusan yang tepat. Pasalnya, dengan pengembangan ini twist film bisa dibuat menjadi jauh lebih kompleks dan akan terasa lebih menarik untuk diikuti oleh semua kalangan, bukan hanya kalangan menggemar balap mobil saja.
Beberapa twist cerita memang masih berhubungan dengan film-film sebelumnya, tapi mengingat jumlah sekuelnya yang gemuk dan betapa cukup sering film-film sebelumnya tayang di televisi, maka kemungkinan besar setiap orang paling tidak sudah pernah menonton salah satu filmnya dan cukup akrab dengan para tokohnya. Karakter setiap tokoh masih sama kuatnya dan dengan jajaran wajah para pemain yang masih sama dengan film-film sebelumnya, para penonton dan bahkan para actor/actress tidak perlu lagi perlu mendalami karakter karena masing-masing sudah cukup iconic.
Dan untungnya lagi, eksekusi film ini dikemas dengan baik. Saya sangat suka dengan shocking scenenya, juga dengan joke-joke yang dilontarkan para tokohnya. Dan sinematografinya pun cukup memanjakan mata. Saya beberapa kali merasa sangat terpukau melihat sudut pengambilan gambar yang tidak biasa tapi indah. Actionnya pun patut diacungi jempol karena begitu menegangkan sekaligus memukau pada saat bersamaan. Di mana lagi kita bisa melihat aksi mobil, motor, bahkan tank dan pesawat terbang dalam satu film, iya kan?! (Ups! Yang barusan nggak termasuk spoiler, kan? ;D)
Oh, satu hal lagi yang paling menarik perhatian semua orang yaitu tentu saja keterlibatan actor Indonesia, Joe Taslim dalam film ini. Dan percayalah, saya sangat bangga bisa menuliskan nama Joe dalam review saya ini bersama para actor dan actress papan atas Hollywood lainnya. Actingnya tidak kalah bagus dengan pemain lainnya, porsinya dalam film ini pun cukup besar karena Joe ada dari awal hingga akhir film, tidak hanya tampil sebentar dan langsung tewas dengan tragis. Dan yang semakin membuat saya bangga adalah Joe sempat mengucapkan satu patah kata dalam bahasa Indonesia di awal dialognya. Keren banget, kan?!
Singkatnya, Fast & Furious 6 pantas mendapatkan tiga setengah dari lima bintang dari saya. Tapi kalau mengingat ending luar biasa yang menjanjikan sekuel di salah satu kota besar di Asia dengan salah satu tokoh iconic yang bisa membuat saya meleleh (oke, saya tidak akan menyebutkan namanya di sini supaya kalian yang belum nonton tidak mendapat terlalu banyak spoiler dari saya, tapi ya ampun, saya masih mau berteriak a la anak-anak alay kalau ingat kemunculannya!), rasanya saya mau menggenapkan penilaian saya menjadi empat bintang, deh! ;D