Akhir tahun ini para penggemar seri Harry Potter mendapatkan kabar gembira. Pasalnya pada pertengahan November 2016, Warner Bros. resmi merelease prequel dari seri Harry Potter yang berjudul Fantastic Beast And Where To Find Them (FBAWTFT).
Bagi penggemar berat Harry Potter yang sudah khatam dan hapal betul dengan cerita Harry Potter pasti sudah mengenal judul film ini. Betul, judul film ini diambil dari sebuah buku pelajaran dengan judul yang sama yang digunakan Harry Potter dan teman-temannya saat menuntut ilmu di Hogwarts. Walaupun mengambil setting puluhan tahun dari kisah Harry Potter yang kita kenal, secara tidak langsung kisah FBAWTFT masih ada sangkut pautnya dengan masa depan Harry dan teman-temannya.
Film ini menceritakan kisah mengenai seorang laki-laki paruh baya bernama Newton Artemis Fido 'Newt' Scamander (cast: Eddie Redmayne) yang merupakan seorang magizoologist (semacam ahli di bidang biologi dunia magic) sedang melakukan perjalanan menuju Arizona. Baru saja sampai di New York dan turun dari kapal laut yang membawanya, Newt harus kewalahan mencari 'niffler' (sebuah makhluk gaib) yang keluar dari koper kulit gaib berwarna coklat yang dibawanya. Saat sedang mengejar 'peliharaannya' itu, Newt secara tidak sengaja bertemu dengan seorang 'No-Maj' (manusia yang tidak tahu apa-apa mengenai magic, di Inggris biasa disebut dengan Muggle) bernama Jacob Kowalski (cast: Dan Fogler). Koper mereka tertukar secara tidak sengaja dan membuat beberapa makhluk gaib lain melarikan diri dan membuat kekacauan.
Sementara itu seorang mantan Auror bernama Porpentina 'Tina' Goldstein (cast: Katherine Waterston) melihat berbagai pelanggaran yang dilakukan Newt dan Jacob dengan mata kepalanya sendiri sehingga menangkap keduanya. Tina membawa mereka ke hadapan Seraphina Picquery (cast: Carmen Ejogo), Presiden Magical Congress of the United States of America (MACUSA), berharap kasus ini dapat memperbaiki nama baiknya yang terlanjur tercemar dan bisa membuatnya dapat kembali berkarier sebagai Auror. Tapi ternyata menurut sang Presiden, kasus kelas teri seperti itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kasus yang sedang terjadi di New York yang melibatkan sesosok makhluk gaib aneh yang mengancam eksistensi kaum penyihir di Amerika. Karena masih merasa bahwa Newt dan Jacob merupakan ancaman besar, Tina akhirnya membawa keduanya ke apartemennya agar bisa mengawasi gerak gerik mereka. Di sana Newt dan Jacob bertemu dengan adik perempuan Tina yang cantik dan pandai Legilimency bernama Queenie Goldstein (cast: Alison Sudol).
Sementara itu seorang Auror tingkat tinggi bernama Percival Graves (cast: Colin Farrell) ditugaskan untuk mencari makhluk gaib bernama Obscurus yang telah membunuh seorang manusia. Dia 'menggunakan' seorang anak laki-laki bernama Credence Barebone (cast: Ezra Miller) yang merupakan anak angkat dari seorang aktifis anti penyihir garis keras bernama Mary Lou Barebone (cast: Samantha Morton). Mary Lou membentuk sebuah organisasi anti penyihir bernama New Salem Philanthropic Society (NSPS) atau yang lebih dikenal dengan sebutan The Second-Salemers, yaitu sebuah organisasi yang percaya dengan keberadaan penyihir dan sangat menentang serta ingin memusnahkan mereka. Dia menggunakan anak jalanan dan yatim piatu untuk menyebarkan pahamnya dan sering kali melakukan kekerasan bahkan terhadap ketiga anak angkatnya sendiri. Merasa tertekan dengan kondisinya yang sering mengalami tindakan kekerasan dan dijanjikan kebebasan oleh Graves, Credence berusaha sekuat tenaga mencari seorang anak kecil yang merupakan 'inang' dari Obscurus tersebut.
Tanpa diduga sebelumnya keberadaan Newt di Amerika ternyata diperlukan pihak MACUSA untuk dapat 'menaklukkan' Obscurus.
Sudah tidak perlu dijelaskan lebih jauh, film ini pastilah sangat ditunggu kehadirannya hampir di seluruh dunia. Kebesaran nama Harry Potter yang selalu dikait-kaitkan pada film ini sudah pasti merupakan magnet paling ampuh. Bagi saya pribadi, magnet paling besar dari film ini adalah nama sang penulisnya sendiri: J.K. Rowling. Karena dalam film ini bukan saja Rowling turun tangan untuk memproduserinya sendiri tapi juga sekaligus menulis skenarionya! Yes! Bahkan pada kedelapan film seri Harry Potter Rowling tidak ikut campur masalah skenarionya, tapi kali ini beliau mau langsung turun tangan!
Tidak perlu diragukan lagi, hal ini membuat film FBAWTFT terasa 'Rowling banget'. Mulai dari karakter para tokohnya, jokes terselubung, plot dan alur cerita bahkan hingga konflik yang dihadirkan begitu kental dengan unsur Rowling di dalamnya. Bedanya, kali ini kisah yang diambil terasa lebih dewasa. Terbukti dengan karakter utamanya yang bukan lagi anak-anak dan sedikit kisah cinta yang tercipta di dalamnya.
Jika dilihat dari cinematografinya, music, setting dan hal teknik semacam itu tentu saja tidak perlu diragukan lagi kehebatannya. Sang sutradara: David Yates yang notabenenya pernah menyutradarai empat film Harry Potter sudah pasti kenal betul dengan karakter Rowling. Mungkin karena itulah Yates dengan baik hati membiarkan unsur Rowling sangat terasa di film ini.
Satu hal yang menarik perhatian saya adalah para aktor dan aktris yang dipilih untuk memerankan para tokoh utama dalam film ini. Entah disengaja atau tidak, Rowling dan Yates memutuskan untuk menggunakan para aktor dan aktris yang belum cukup terkenal. Yah, memang ada beberapa aktor yang bisa kita kenali dengan cukup mudah, misalnya saja wajah Colin Farrell, Jon Voight atau bahkan wajah (atau mungkin suara) dari Ron Perlman. Tapi bukan berarti akting Eddie cs harus dipandang sebelah mata, loh. Keempat tokoh utama sudah cukup lama malang melintang didunia entertaiment di luar sana. Ada yang berkecimpung di dunia teater, stand-up comedy, film televisi dan bahkan music. Jadi, kemampuan akting mereka sudah tidak usah diragukan lagi dan paling tidak kita tidak akan merasakan hal yang saya namakan dengan 'disorientasi karakter' karena merasa aktor atau aktris tertentu melekat dengan karakter iconik lain yang pernah mereka mainkan.
Tapiiiii... (iya, buat saya masih ada tapinya, hehehe...)
Tapi, ada beberapa hal yang masih mengganjal bagi saya. Salah satu yang paling saya sesalkan adalah karakter Newt yang tidak cukup tergali dan bagaimana Newt akhirnya dapat membantu MACUSA. Menurut saya alangkah baiknya jika ada beberapa menit yang ditujukan khusus untuk menjelaskan latar belakang Newt. Bagaimana dia dikeluarkan dari Hogwarts, bagaimana dia sangat menyukai Herbology, bagaimana dia bisa menjadi salah satu karyawan Ministry Of Magic (informasi yang hanya bisa saya dapatkan di Wikipedia) dan beberapa detail lain sehingga para penonton dapat merasa lebih dekat dengan sang tokoh utama.
Selain itu sang penyihir jahat Gellert Grindelwald yang namanya sudah disinggung sejak awal sama sekali tidak terasa kehadirannya sepanjang film. Bahkan saya tidak merasakan 'taringnya yang tajam' sehingga predikat 'penyihir paling jahat abad ini' yang dia sandang terasa hanya seperti hisapan jempol belaka.
Well, bagaimana pun film ini memang sangat amat layak untuk ditonton terutama bagi para penggemar Harry Potter. Setelah film terakhir Harry Potter tamat lima tahun yang lalu, kabar yang menyatakan bahwa film FBAWTFT ini akan bergulir hingga seri kelima pastilah merupakan kabar yang sangat menggembirakan. Paling tidak ada jaminan bahwa dunia sihir yang kita kenal akan kembali menyemarakkan layar bioskop hingga beberapa tahun ke depan dan kita masih akan berkesempatan 'bertemu' dengan our (not-so) little friend: Harry Potter.
Jadi saya dengan senang hati memberikan empat dari lima bintang untuk film ini!
🌟🌟🌟🌟